Apakah kamu salah satu karyawan yang sedang tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan atasan saat ini karena detail banget? Bisa jadi kamu memiliki atasan micromanaging, Sob.
Atasan micromanaging sendiri sebenarnya ingin membantu karyawan agar lebih produktif, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Karena tanpa mereka sadari atasan micromanaging malah membuat karyawan tertekan, paranoid, dan tidak dihargai kapasitasnya. Hal ini dikarenakan karyawan merasa ruang geraknya dibatasi dan selalu diawasi sehingga pekerja rentan mengalami risi dan ketakutan ketika bekerja.
Beberapa ciri-ciri atasan micromanaging adalah sebagai berikut:
- Selalu ingin tahu keberadaan timnya dan apa yang sedang dikerjakan, secara mendetail
- Mengambil alih pekerjaan seseorang jika orang tersebut melakukan kesalahan
- Tak pernah merasa puas dengan hasil pekerjaan orang lain
- Segala sesuatu harus sesuai rencananya
- Mengubah pola pikir orang lain
- Melarang pekerja untuk mengambil keputusan
Memang kamu pasti merasa tidak adil dengan kondisi tersebut, namun ada baiknya kamu menyikapi atasan tersebut secara profesional, Sob. Lakukan beberapa cara berikut ini, ya!
1. Ketahui Ekspektasinya
Dilansir Forbes, cara efektif untuk membangun rasa kepercayaan dari atasan tipe micromanaging adalah mengetahui dan memahami ekspektasinya terhadap karyawan.
Ketika ia melakukan evaluasi pada pekerjaanmu, jangan takut untuk bertanya apa ekspektasinya terhadap pekerjaanmu. Sikap ini akan membantu untuk mengetahui apa yang seharusnya dihasilkan dari posisi pekerjaanmu.
2. Jadi Karyawan yang Proaktif
Bekerja bersama atasan micromanaging, kamu harus mampu memberikan perkembangan setiap saat. Alangkah baiknya, kamu proaktif dalam bekerja dengan berkabar mengenai pekerjaanmu secara rutin.
Baik melalui chat atau email yang berisi update mengenai pekerjaanmu, apa yang sudah kamu selesaikan, apa yang hendak kamu selesaikan pada hari itu, bahkan pertanyaan atau masukan yang kamu butuhkan darinya.
Melansir The Muse, cara ini dianggap efektif untuk kamu dan atasan. Kalian akan tahu persis kabar terbaru dari pekerjaan masing-masing. Ia juga nantinya akan menjawab pertanyaan, memberikan masukan, atau menyarankan ide dalam satu jawaban langsung. Dengan begitu, kamu mampu menghadapi perilaku atasanmu sembari tetap mengerjakan tanggung jawab di kantor.
Namun, jika atasan bertanya sekali lagi tentang progres kerjamu sampai detail, coba untuk tidak takut dalam berbicara. Kumpulkan keberanian dan bicarakan bahwa kamu masih butuh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, tegaskan bahwa ia bisa bertanya kembali sesuai dengan waktu yang kamu berikan.
3. Tentukan Objectives and Key Result (OKR)
OKR adalah teknik manajemen yang menyediakan berbagai elemen penting micromanagement tanpa kontrol yang berlebihan. OKR yang ditetapkan per kuartal dalam kalender kantor akan memberikan ruang bagi karyawan agar dapat bekerja secara matang sekaligus terbebas dari kendali berlebihan.
OKR dinilai efektif karena berdasarkan persetujuan atasan dan karyawan tentang hak serta kewajiban masing-masing pihak. Melalui teknik ini, ruang aspirasi pun bakal tercipta, Sob.
4. Bangun Kredibilitasmu dengan Kuat sebelum Diskusi
Ada momen nantinya karyawan akan berdiskusi dengan atasannya dan dipastikan kamu nggak akan nyaman dengan kondisi ini. Namun sayangnya, kita malah mendiskusikan hal tersebut dalam posisi lemah, jadinya kamu bakal mengkritisi atasan secara langsung. Akibatnya, kamu berbicara menggunakan emosi dan hal ini bukan sesuatu yang baik.
Maka dari itu, bangun prinsipmu dengan kuat dan ciptakan kredibilitas dengan atasanmu. Bantu atasan, bonding dengan mereka, lakukan tugasmu dengan baik, dan saat suasana sudah positif sekaligus tenang, sampaikan keresahanmu padanya.
5. Ubah Pola Pikirmu sebab Orang Butuh Berproses
Yang perlu kamu ingat adalah tidak ada satupun yang bisa kamu kendalikan di dunia ini kecuali dirimu sendiri. Kamu bahkan tidak bisa mengendalikan respon orang lain atau perilaku atasanmu yang micromanaging.
Ada baiknya kamu ubah pola pikir, ya. Coba perlahan pahami bahwa gaya kepemimpinannya memang berbeda. Namun jika ia berniat untuk memahami karyawan dengan cara melakukan perubahan atau adaptasi sekitar, hargai ia untuk berproses, ya.
Memang terdengar sulit dan cenderung merepotkan, namun cobalah menghadapi atasan micromanaging dengan cara di atas, ya, agar kamu bisa fokus bekerja. Perbanyak kesabaran, kerja keras, dan sikap aktif ketika bekerja dengannya. Namun bila kamu merasa tidak nyaman sampai mengganggu kinerjamu, segera diskusikan sistem kerja tersebut dengan tim HRD dan cari solusi efektif bersama atasan. Sebab, kenyamanan dalam kerja sama tim adalah kunci. Semangat, Sob!