Para pekerja muda saat ini, mungkin sering mendengar istilah burnout syndrome. Apa itu burnout? Burnout adalah kondisi di mana seseorang telah lelah fisik dan mental karena tuntutan pekerjaan yang sangat berat dan tekanan dari berbagai arah. Ketika kamu dalam kondisi ini, maka tidak bisa untuk dibiarkan begitu saja. Kamu harus tahu cara mengatasi burnout tersebut.
Kira-kira gimana sih ciri-ciri orang yang mengalami burnout ? Ada beberapa ciri seseorang yang mengalami kondisi ini, antara lain sering berpikir tidak karuan, mudah marah, mudah sakit, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga membenci pekerjaan yang mengakibatkan penurunan drasti kinerja kerja.
Nah, jika telah mengalami gejala-gejala tersebut kamu harus waspada dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Karena, Sampaijauh.com akan kasih tau nih cara mengatasi burnout syndrome. Simak ya!
Cari Sumber Masalah
Pertama dan yang paling utama, kamu harus cari tahu dari mana, sih, sumber kelelahan fisik dan mentalmu itu? Apakah karena pekerjaan yang berat, karena atasan yang banyak membebankan tugas terlalu banyak atau lingkungan pekerjaan yang membuatmu tak nyaman? Kalau sudah tahu sumber masalah, lakukan langkah selanjutnya di bawah.
Tegas dalam Menentukan Sikap
Biasanya, salah satu sumber masalah burnout adalah tekanan. Di mana kamu tidak bisa menentukan sikap terhadap tekanan yang diberikan. Salah satu contoh berkata jujur untuk menolak pekerjaan yang diberikan rekan kerja atau atasanmu ketika pekerjaan kamu sedang menumpuk.
Iya, ketika kamu berani bilang “tidak bisa” mengerjakan tugas tambahan yang diberikan, apalagi di luar job desk kamu, tentu saja itu bisa melegakan tekanan yang ada. Daripada bilang “iya” tapi nggak sreg, pasti kerjaan yang dilakukan tidak akan maksimal dan itu bisa memicu terjadinya burnout.
Hilangkan Sifat Perfeksionis
Terkadang burnout syndrome bisa juga lho datang dari dirimu yang ingin segalanya perfect. Sampai-sampai harus mengerjakan pekerjaan orang lain hingga bekerja melampaui jam. Santai aja bestie. Toh, meski semua tugas kamu selesaikan dalam sekejap, toh akan ada lagi kerjaan-kerjaan selanjutnya yang akan datang kepadamu.
Bicara Terbuka dengan Atasan
Berbicara dengan atasan, tentunya kadang membuat kita deg-degan. Apalagi kalau Si Bos minta kita untuk menyelesaikan tugas tambahan dengan waktu yang amat sangat cepat, ditambah kamu masih ngerjain tugas yang masih ada. Tentu bikin stres banget kan?
Belum lagi, kalau ada masalah intern di divisi kamu. Makin deh tuh tambah burnout.
Nah, dalam kondisi tersebut, coba deh kamu coba sampaikan langsung keluh kesah kamu ke bos dengan bicara yang sopan. Terbuka seada-adanya, sehingga ke depannya beliau bisa request pekerjaan agak masuk akal (nggak kayak lagi pesan makanan lewat platform digital) atau bisa menyelesaikan masalah kamu dengan tim kamu.
Buat Daily Goals
Nah, kalau kamu sudah sadar, jika nggak semua hal harus kelar sat set sat set. Naik jabatan nggak, takutnya tipes. Sebaiknya, kamu bikin urutan kerjaan dari yang bener-bener urgent sampai yang nggak urgent. Ya sesuai deadline yang diberikan dan juga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Kalau semuanya terorganisir, kamu bisa lebih enak kerjanya.
Pastikan Kondisi Fisik Sehat
Meski pekerjaan menumpuk dan sudah kamu organisir, beneran deh, tetap jangan terlalu ngoyo. Nanti fisik kamu jadi lelah. Selain itu, bekerja tanpa jeda juga bisa membuat tertekan dan mudah emosi. Kamu bisa ambil istirahat selama beberapa saat. Jangan sampai bikin tubuh kamu drop, shay.
Bangun Pagi dan Lakukan Aktivitas yang Disukai
Nggak hanya cara kerja baru, kamu juga bisa membuat habit yang baru sebagai cara mengatasi burnout. Cobalah bangun pagi saat weekend dan juga weekday untuk lakukan kegiatan yang kamu sukai. Dari menulis, mendengarkan lagu, jalan pagi hingga olah raga. Memulai hari dengan hal menyenangkan bisa membuat kamu lebih siap menjalani hari yang padat 🙂
Hangout bareng Bestie
Ketika kamu merasa lelah dengan pekerjaan, it’s okay to take a step back sejenak dengan hangout/jalan-jalan dengan bestie kamu. Kalian bisa saling catch up kabar masing-masing, curhat isi hati hingga bercanda tawa. Siapa tau bisa membuatmu menjadi lebih lega, ‘kan?
Liburan
Setelah semua pikiran, waktu, tenaga yang kamu curahkan untuk pekerjaan, kamu berhak untuk sebuah self-reward! Gunakan jatah cuti kamu yang masih ada untuk liburan atau yang istilah anak zaman sekarang adalah healing. Siapa tau, setelah healing liburan, kondisi fisik dan mental kamu kembali jernih. Selamat mencoba Sobat SJ!