Kondisi iklim secara global saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Terbukti, unit pemantauan iklim Uni Eropa melaporkan bahwa suhu lautan Bumi pada Mei 2023 lalu terasa lebih hangat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan suhu lautan Bumi kali ini lebih hangat sejak abad ke-19. Seperti dikutip Phys, pada Kamis (8/6/2023) menurut penelitian dari Copernicus Climate Change Service (C3S), suhu laut pada kedalaman sekitar 10 meter tercatat mencapai ¼ derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata lautan bebas es pada Mei sepanjang 1991 hingga 2020.
Bahkan tren jangka panjang telah menambahkan 0,6 derajat Celcius ke permukaan laut dalam 40 tahun. Dan pada April 2023 menjadi rekor baru untuk suhu panas di lautan Bumi.
Selain itu, wakil direktur C3S, Samantha Burgess melaporkan jika temperatur di atas lautan dapat meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini berkaitan dengan adanya El Nino yang terus muncul di khatulistiwa kawasan Pasifik.
Pada bulan Mei 2023 sendiri, suhu permukaan Bumi, baik di atas air yakni permukaan laut maupun tanah menjadi suhu terpanas kedua. Catatan ini didasarkan oleh hasil pemodelan pada komputer yang diambil dari miliaran pengukuran di satelit, kapal, pesawat terbang, dan stasiun cuaca di seluruh dunia.
Diketahui, aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, telah menyebabkan pemanasan global meningkat. Rata-rata, saat ini permukaan Bumi pun mengalami pemanasan lebih dari tingkat pra-industri, yakni sebesar 1,2 derajat Celcius. Akibatnya, tingkat pemanasan Bumi ini menimbulkan dampak iklim yang menghancurkan.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka sangat membahayakan kehidupan makhluk hidup di planet Bumi.
Sekedar informasi saja, lautan Bumi berkontribusi dalam menyerap seperempat karbon dioksida (CO2) yang kita keluarkan ke atmosfer, serta 90 persen kelebihan panas di Bumi dihasilkan oleh perubahan iklim.