Seperti yang diceritakan dalam film dokumenter yang bertajuk We Will Bleed, SMAN 1 Ujungberung adalah titik temu awal dari komplotan band metal Burgerkill. Terbentuk di tahun 1995, band yang kini diperkuat oleh Vicky (vokal), Ebenz (gitar), Agung (gitar), Ramdan (bass), dan Putra (drum) sepertinya telah sah disebut kultus metal internasional.
Lantaran, selain moncer di tanah air, Burgerkill juga dikenal di belahan dunia berkat tour Eropanya seperti di Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Ceko, dan Polandia.
Nama Burgerkill sendiri terinspirasi dari nama restoran cepat saji Burger King yang kemudian diplesetkan menjadi Burgerkill. Karya pertama dari Burgerkill lahir di tahun 1997 melalui CD kompilasi bersama Puppen dan Cherry Bombshell. Di tahun 1999, Burgerkill mendapatkan tawaran rekaman dari perusahaan rekaman asal Malaysia, Anak Liar Records. Dari rekaman tersebut, mereka berhasil merilis album Three Ways Split bersama band metal Infireal (Malaysia), dan Watch It Fall (Prancis).
Di bawah naungan Sony Music Entertainment Indonesia, pada tahun 2000 Burgerkill resmi bergabung dengan major label dan merilis Dua Sisi. Lalu di tahun 2004, lagu Tiga Titik Hitam dan Terlilit Asa yang merupakan deretan lagu dalam album Berkarat yang menjadi nomor wahid. Ini dibuktikan, di tahun yang sama Burgerkill meraih kategori Best Metal Production dalam ajang Anugerah Music Indonesia (AMI) 2004.
Rentan tahun 2005 hingga 2006 adalah masa penuh tantangan bagi Burgerkill. Pada November 2005, band ini memutuskan kontrak dengan major label ketika sedang menggarap album ketiga Beyond Coma And Despair. Mereka pun tetap meneruskan album tersebut di bawah naungan label pribadi yakni Revolt! Records. Tak disangka, album tersebut tetap menjadi perhatian penikmat musik metal hingga menjadi salah satu album terbaik versi Rolling Stone Indonesia.
Di tahun yang sama, vokalis lawas mereka yakni Ivan menghembuskan napas terakhir pada Juli 2006, posisi tersebut akhirnya digantikan oleh Vicky. Semenjak berganti vokalis, Burgerkill menjalani tur Jawa dan Bali di tahun 2009. Selain itu, mereka juga menjalin kerjasama dengan Xenophobic Records untuk menggaungkan karya mereka di Australia pada 2011 yang di tahun serupa mereka menelurkan kembali album baru bertajuk Venomous.
Di tahun 2018, Burgerkill merilis album Adamantine dan tercatat sempat sepanggung dengan band luar negeri seperti The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, dan Himsa.
Di tahun 2020 ini, Burgerkill juga berhasil menorehkan prestasi. Walaupun pandemi sedang melanda dunia, mereka tetap menunjukkan taringnya dengan merilis album Killchestra yang direkam di Praha. Album ini dirilis secara digital dan dalam bentuk piringan hitam.
Tak hanya itu, baru-baru ini Burgerkill juga meraih prestasi yakni masuk dalam daftar The 50 Best Metal Bands of All Time versi media musik ternama Metal Hammer asal Inggris. Nama Burgerkill berada di posisi ke-14 mengungguli Lamb of God dan Sepultura.