Ih, hari gini masih nggak doyan menabung? Parah, sih! Apalagi zaman sudah serba bank digital, budaya menabung untuk menyisihkan uang agar menghemat pengeluaran atau sedang punya impian membeli sesuatu itu penting, loh.
Ngobrol tentang menabung, nih, Sobat. Rupanya menabung adalah budaya yang diturunkan sejak zaman Majapahit dan tetap lestari sampai saat ini! Menurut Sejarawan Pantura, Wijanarto, ternyata budaya menabung sudah ada sejak abad 13 hingga 15. Hal ini diperkuat dengan penemuan celengan yang berbentuk babi, kura-kura, gerabah, dan lain sebagainya.
Banyaknya celengan tersebut rupanya ditemukan oleh para arkeolog ketika melakukan penggalian di kawasan Majapahit. Uniknya, celengan ini terbuat dari gerabah dan digunakan untuk menyimpan uang. Sejarawan asal Prancis, Denys Lombard, memaparkan bahwa bisa jadi kebiasaan menabung dalam celengan yang dilakukan masyarakat Jawa merupakan hasil adaptasi dari masyarakat Tionghoa. Sebab, dalam mitologi Tiongkok, hewan celeng memiliki pertanda sebagai pembawa rezeki.
“Celeng, jelas mengacu pada binatang pembawa rezeki dalam mitologi Tiongkok semenjak zaman Majapahit telah memberi bentuk bulat pada celengan Jawa yang terbuat dari tanah liat,” tulis Lombard dalam karyanya yang berjudul “Nawa Jawa Silang Budaya”.
Seorang arkeolog sekaligus dosen Universitas Indonesia, Supratikno Rahardjo, berpendapat bahwa makna celeng tak sekadar membawa rezeki. Namun, dikaitkan pula dengan simbol lain dari Dewa Kuwera. Dalam ajaran agama Hindu, dewa tersebut melambangkan kekayaan atau kemakmuran.
“Sebagai simbol kemakmuran, Kuwera mewakili pengusaha kehidupan duniawi yang bergelimbang dengan barang-barang berharga dan mewah,” jelas Supratikno. Selain itu, Supratikno juga mengatakan bisa jadi sebutan celengan sendiri diperkenalkan oleh orang Jawa. Sebab dalam bahasa Jawa kuno kata ‘celeng’ artinya babi atau babi hutan, sedangkan ‘pacelengan’ berarti kandang babi.
Jika melihat arti celengan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rupanya kosakata tersebut adalah hasil serapan dari kata Jawa yang berarti tabung pekak untuk menyimpan uang, tabungan atau uang simpanan itu sendiri.
“Kita masih belum tahu apakah kata-kata tersebut ada hubungannya dengan kata celeng yang berarti babi hutan,” tutup Supratikno.
Walaupun penelitian terhadap celengan tersebut masih dipelajari lebih lanjut, namun budaya menabung yang sampai saat ini masih lestari punya manfaat bagus, loh, Sobat! Selain nggak membuat kamu mendadak boros di awal bulan, kamu jadi lebih melek finansial karena budaya menabung mengajarkan pula tentang investasi untuk masa depan. Sobat, jangan lupa menabung, ya! Kalau belum ada rezeki menabung di bank, menabung di celengan dari uang kembalian belanja supermarket atau pasar juga boleh, kok.