Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini menemukan dua spesies baru jenis burung di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Burung jenis baru tersebut yaitu Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus).
Dalam keterangan resminya, BRIN menjelaskan jika proses penelitian penemuan dua spesies baru jenis burung di Pegunungan Meratus ini dilakukan dengan studi morfologi, DNA, dan vokalisasi dari jenis baru dan kerabatnya. Penelitian pun dilakukan berkat kolaborasi riset bersama mitra peneliti internasional dan hasilnya telah diterbitkan di Journal of Ornithology.
Peneliti dari Museum Zoologcium Bogoriense sekaligus Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Mohammad Irham menerangkan bahwa hasil kajian yang telah ia lakukan bersama tim menunjukan populasi Sikatan Kadayang dan Kacamata Meratus berbeda dari jenis burung lainnya atau kerabatnya yang ada di Pegunungan Meratus.
Seperti contohnya Kacamata Meratus, memiliki ciri fisik berwarna hijau zaitun dengan corak zaitun kekuningan pada bagian bawah tubuh. Sedangkan Sikatan Kadayang memiliki warna biru pada tubuh bagian atas dan bagian bawahnya berwarna cokelat, jingga terang, sampai putih.
Baik Kacamata Meratus dengan Sikatan Kadayang keberadaanya pun masih terbatas dengan berada di habitat hutan sekunder dataran rendah yang terdegradasi atau lanskap pertanian yang dikonversi. Artinya kedua jenis burung baru ini, menyimpang dari spesies saudara mereka seperti burung Kacamata Laut (Zosterops chloris), melalui isolasi geografis di pegunungan terpencil.
Dengan penemuan ini, maka ada penambahan 18 jenis burung di Indonesia yang disebabkan oleh pemecahan taksonomi. Totalnya pun bertambah menjadi 1.812 jenis burung dari tahun 2020 lalu berjumlah 1.794.
Dari jumlah tersebut, 532 di antaranya adalah burung endemik, sedangkan 179 burung lainnya di Indonesia telah masuk ke dalam daftar jenis burung terancam punah secara global.
Sekedar informasi saja, mengenai Pegunungan Meratus, bahwa pegunungan yang berada di wilayah Kalimantan Selatan ini membentang sepanjang 600 kilometer dan titik tertinggi berada di Gunung Halau-halau dengan ketinggian 1.901 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pegunungan yang telah masuk ke dalam Geopark Nasional ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang khas. Hewan-hewan yang hidup di wilayah ini adalah bekantan, beruang madu, rusa sambar, kijang pelaihari, kera abu-abu, kucing hutan. Untuk faunanya sendiri terdapat jenis pohon meranti putih, meranti merah, durian, kanari, nyatoh, medang dan perkebunan karet.
Sayangnya, meski terdaftar sebagai taman nasional yang dilindungi, masih ada perburuan liar hewan-hewan khas Pegunungan Meratus untuk memenuhi pasar. Sehingga banyak hewan-hewan dilindungi di Pegunungan Meratus mendapat status menuju kepunahan.