Jelang vaksinasi corona perdana pada 13 Januari 2021, Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah menerbitkan izin darurat vaksin Sinovac pada Senin (11/1). Dijadwalkan, vaksin corona buatan Sinovac Biotech Ltd, akan disuntikkan pertama kali kepada Presiden Jokowi beserta jajaran Menteri Kabinet Maju.
Penerbitan izin (Emergency Use Authorization) vaksin Sinovac diumumkan langsung oleh Kepala BPOM, Penny Lukito didampingi oleh Ketua MUI Komisi Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam, WHO representative Indonesia, Ketua ITAGI, Prof. dr. Sri Rezeki, Ketua Umum IDI, dr. Daeng Muhammad Faqih, Dirut Bio Farma, Honesti Basyir dan anggota Komisi Nasional Obat.
Dalam jumpa pers, Penny Lukito mengungkapkan persetujuannya dalam penggunaan vaksin Covid-19 dari Sinovac di Indonesia.
“Memberikan persetujuan EUA dalam kedaruratan untuk vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac,” ujar Penny dalam jumpa pers virtual, seperti dikutip beberapa media online di Indonesia.
Sementara itu, di saat vaksin Sinovac hadir di Indonesia langsung dilakukan uji klinis di Bandung beberapa waktu lalu, dengan hasil efikasi sebesar 65,3 persen. Sedangkan imunogesitasnya 99 persen setelah 3 bulan. Efikasi sendiri adalah setelah subyek mendapatkan penyuntikan kedua kali kemudian kembali berkegiatan di tengah masyarakat.
Imunogenisitas pada vaksin Sinovac dapat membuat kadar antibodi menjadi meningkat kemudian bisa menetralisir dan membunuh virus yang masuk ke tubuh manusia. Tidak hanya itu saja, Penny menuturkan dalam uji kiln telah dilihat efektivitas dari vaksin corona terhadap incidence rate atau kejadian penyakit pada masyarakat, apakah menurun atau justru meningkat.
Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan beberapa vaksin yang akan beredar di Indonesia. Selain Sinovac, Indonesia akan menggunakan CoronaVac dari Novavax, Covax GAVI, Astrazeneca dan Pfizer.
Diperkirakan vaksin yang akan beredar di Indonesia berjumlah 329.500.000 vaksin yang akan didistribusikan secara merata ke berbagai daerah dan pelosok di Indonesia pada pekan kedua Januari 2021.
Penyuntikan vaksin juga akan berlangsung secara bertahap hingga satu tahun ke depan. Hal ini telah diungkapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin pada jumpa pers beberapa waktu yang lalu (6/1/2021).