Mungkin nukilan dari Michael Jackson yang berbunyi I love great music – it has no color, it has no boundaries cocok untuk merepresentasikan musik dari Bottlesmoker. Tak semua orang familiar dengan alunan musik yang diciptakan oleh duo musisi asal Bandung ini, Anggung “Angkuy” Suherman dan Ryan Nobie Adzani. Namun siapa sangka, proyek musik eksperimental yang berdiri tahun 2005 ini telah diapresiasi hingga mancanegara.
Bottlesmoker yang mengusung musik genre pop elektronik ini sering eksperimen menggunakan instrumen musik unik. Seperti glockenspiel, hand bell, melodica, dan Nintendo Gameboy. “Salah satu eksperimen yang tidak pernah kami lupakan adalah merilis audio series berisi kumpulan lagu yang dibuat dari benda-benda di ruang publik,” ujar Angkuy.
Dalam proses pembuatan musik, Angkuy dan Nobie rupanya merekam sendiri di kamar. “Termasuk proses mixing dan mastering, kami lakukan sendiri. Dari situlah musik kami disebut musik kamar, lebih tepatnya musisi kamar tidur,” kekeh Angkuy.
Musik Bottlesmoker yang segmented, membuat mereka sering ditolak label lokal Indonesia. Tidak patah semangat, mereka merilis lagu melalui internet hingga menggandeng studio luar negeri. Hal ini yang dilakukan oleh mereka saat merilis album kedua Slow Mo Smile di tahun 2008 bersama Probablyworse Records asal Amerika Serikat. Sedangkan album ketiga, Hypnagonic, dirilis di Jepang dengan menggandeng Dystopiaq Records.
Selama mendalami persilatan dunia musik, Bottlesmoker banyak menyabet penghargaan yakni Best Electro/Dance Song dari Asia Voice of Independent Music Awards (2010), lalu INAICTA 2010 dalam kategori Best Digital Music.
Sepanjang tahun 2017 hingga 2018, Bottlesmoker juga menggebrak panggung luar negeri dengan tampil di Laneway Festival Singapore, Zandari Festa di Seoul, Trans Musicales di Perancis, dan Playtime Festival di Mongolia.
Yang unik, baru-baru ini Bottlesmoker mengasah kreativitas mereka untuk tetap aktif di tengah pandemi COVID-19. Angkuy dan Nobie menginisiasi konser musik untuk tumbuh-tumbuhan bertajuk Plantasia.
“Konser ini khusus untuk tanaman. Beberapa tahun terakhir kami mempraktekan hasil penelitian mengenai pengaruh musik terhadap tanaman. Hasilnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesuburan tanaman,” tutup Angkuy.