BMKG ungkap penyebab hujan lebat yang mengguyur Jabodetabek sejak 18 Februari 2021 lalu. Melalui Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, BMKG ungkap penyebab hujan lebat yang terjadi beberapa hari ini di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Menurut penjelasannya, curah hujan ekstrim tersebut terjadi akibat aktivitas udara yang signifikan akibat peningkatan awan hujan.
“Kenapa hujan ekstrim terjadi? Pertama, tanggal 18-19 Februari ini termonitor adanya aktivitas udara dari Asia yang aktivitasnya cukup signifikan. Mengakibatkan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat,” papar Dwikorita.
Selain itu, adanya aktivitas gangguan atmosfer di zona ekuator yang mengakibatkan perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara. Dwikorita menjelaskan bahwa arah perbelokan dari aktivitas angin tersebut kebetulan tepat melewati Jabodetabek. Sehingga menimbulkan peningkatan pembentukan awan-awan hujan yang mengakibatkan hujan dengan intensitas tinggi.
Kemudian, faktor berikutnya adalah tingkat kebasahan udara di wilayah Jawa bagian Barat yang cukup tinggi hingga meningkatkan potensi pembentukan awan-awan hujan.
Dan terakhir, BMKG ungkap penyebab hujan lebat tersebut karena adanya daerah pusat tekanan rendah di Asia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa.
Dwikorita pun menghimbau masyarakat untuk selalu waspada pada waktu-waktu kritis yakni malam hari, dini hari, dan pagi hari dimana aktivitas hujan turun dan curahnya semakin tinggi.
Sebelumnya, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN dan BMKG telah memberikan tanda waspada terhadap curah hujan yang semakin tinggi. Menurut Peneliti PSTA LAPAN, Erma Yulihastin, perubahan cuaca berupa hujan ekstrem akan terjadi di Jakarta dan sekitarnya sejak 18-20 Februari 2021.
“Dari hasil prediksi, terutama besok itu extend sampai ke timur, bahkan sampai ke Jawa Tengah pukul 06.00 di pesisir Jateng (Jawa Tengah) kena juga imbasnya. Artinya lagi-lagi tidak biasa, makanya disebut ekstrem,” jelas Erma.