Berbagi kebaikan dengan para disabilitas bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Komunitas Bioskop Bisik dari Jakarta yang dibentuk oleh tiga pemuda kreatif Ramya Prajna, Tarini dan Cici Suciati.
Bioskop Bisik berawal dari obrolan dua teman diskusi Ramya Prajna (co CEO Think Web) dan Tarini (ketua Fellowship of Netra Community). Saat itu Tarini bercerita bahwa dirinya beserta rekan-rekan di Fency sering melakukan nonton bareng bersama teman-teman tunanetra.
Cerita seru Tarini kemudian membuat Ramya tertarik untuk membuat hal yang serupa. Namun kali ini, ia mengajak Cici Suciati yang telah mengetahui industri film di Indonesia. Dengan ide yang dibuat Ramya dan Tarini, Cici pun tertarik membantu dan memberikan nama kegiatan sosial ini dengan nama “Bioskop Bisik”.
Bioskop Bisik bisa dibilang juga sebagai komunitas atau kegiatan sosial yang melibatkan para penyandang tunanetra untuk menonton film bareng bersama relawan yang akan mendampingi penyandang tunanetra dengan membisikkan detail visualisasi di setiap adegan film.
Pertama kali, Bioskop Bisik mulai melakukan kegiatannya dari tahun 2015. Seiring berjalannya waktu, Bioskop Bisik berkembang dan melibatkan relawan dari berbagai profesi mulai dari mahasiswa, berbagai komunitas, hingga tokoh ternama di Indonesia.
“Supaya memang kita yang bermata biasa bisa rasain bahwa ternyata bisa berguna buat orang lain dan bisa rasain menambahkan cerita ke mereka biar lebih merasakan,” ujar Ramya seperti dikutip salah satu media di Indonesia.
Untuk film-film yang diputar, kebanyakan Bioskop Bisik menayangkan film-film layar lebar dari Indonesia yang telah banyak mendapat apresiasi lebih baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sejak berjalannya Bioskop Bisik, para penyandang tunanetra banyak merasa terbantukan oleh kegiatan sosial ini.
Sedikit informasi saja, kegiatan Bioskop Berisik sendiri tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Di tahun 2013 organisasi sosial di India bernama Essar Foundation dan Saksham Trust juga pernah melakukan hal yang serupa untuk membantu 14 juta penderita tunanetra.