Jika berbicara tentang Indonesia memang kaya akan budaya, adat istiadat, kekayaan alam, dan berbagai macam suku. Bahkan masih ada suku-suku yang masih bertahan hingga saat ini dan tidak dipengaruhi oleh zaman. Namun tahukah dari banyaknya suku, Indonesia juga terdapat suku yang kanibalisme yang tersebar di Indonesia?
Suku-suku kanibal di Indonesia tersebar di beberapa daerah dari Sumatera hingga Papua. Alasan suku-suku kanibalisme ini memakan daging manusia pun beragam. Mulai dari karena hal tersebut adalah sebuah ritual, kesehatan, dan kekuatan.
Konon, pada zaman dahulu, ketika mereka berperang suku yang menang akan memakan daging musuhnya. Mereka akan menyantap daging tersebut bersama-sama dengan anggota suku pada sebuah ritual.
Adapun berikut ini beberapa suku-suku kanibal yang pernah ada di Indonesia. Apalagi menurut beberapa sumber suku-suku ini masih ada di pedalaman hutan Indonesia.
Suku Korowai, Papua
Suku kanibal di Indonesia yang pertama adalah bernama Suku Korowai. Dahulu suku ini terletak di dataran rendah di sebelah selatan Papua. Suku yang hidupnya berpindah-pindah tempat (nomaden) ini sudah ada dari 10.000 tahun lamanya.
Rata-rata Suku Korowai hidup dengan mengandalkan alam sekitar. Biasanya suku ini sering menetap di sepanjang rawa dan sungai karena memiliki sumber penghidupan yang lebih baik. Maka dari itu, seringkali mereka berperang dengan suku lain dengan menggunakan senjata dari anak panah beracun yang terdapat pada ujung tombak yang terbuat dari tulang belulang.
Menariknya, suku kanibal yang satu ini tidak sembarangan dalam memakan sesama manusia. Mereka akan memakan daging manusia jika ada yang melakukan pelanggaran adat.
Biasanya sebelum dimakan, korban diadili terlebih dahulu. Setelah korban diputuskan bersalah, maka akan dilakukan ritual memakan daging korban secara bersama-sama dengan anggota suku. Bagian favorit mereka adalah otak manusia yang masih hangat.
Kabarnya, hingga saat ini Suku Korowai masih melakukan kanibalisme. Namun, menurut antropologi lain mengatakan, praktik kanibalisme tersebut sudah berhenti, tetapi hanya di abad ini saja.
Selain Suku Korowai, Indonesia juga pernah memiliki suku-suku lain yang melakukan kanibalisme yang tersebar di beberapa daerah seperti berikut ini:
Suku Batak, Sumatera Utara
Dahulu nenek moyang Suku Batak di Sumatera Utara merupakan pemakan daging manusia. Berdasarkan catatan Nicolo Da Conti, Suku Batak yang melakukan kanibalisme berada di desa Hutan Siallagan yang berada di pedalaman Pulau Samosir di tengah Danau Toba.
Mereka melakukan kanibalisme karena bertujuan untuk memperkuat tondi (jiwa) yang memakan daging manusia tersebut. Nantinya darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki dianggap sebagai kaya tondi.
Namun, kanibalisme ini Cuma bertahan hingga abad ke-20. Karena saat pemerintah kolonial Belanda memasuki wilayah ini pada tahun 1816, mereka melarang keras adanya praktik kanibal. Para ahli menyebutkan kemungkinan besar Suku Batak tidak melakukan praktik kanibalisme karena adanya pengaruh dari agama Kristen yang masuk ke wilayah tersebut yang dibawa oleh bangsa Eropa.
Suku Dayak Punan, Kalimantan
Suku Dayak Punan terdapat di daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Sama seperti Suku Korowai, Suku Dayak Punan juga hidup berpindah-pindah tempat (nomaden). Dan mereka biasanya menempati di sepanjang aliran sungai.
Konon, suku ini terkenal jago dalam hal berperang. Tak tanggung-tanggung, mereka akan langsung menebas kepala musuhnya ketika berperang. Istilah ini juga dikenal dengan “Ngayau”. Berdasarkan riset, ternyata suku ini masih tinggal di perairan sungai, pepohonan, gua-gua dan di tempat lainnya di dalam pedalaman hutan Kalimantan.
Itulah beberapa suku-suku yang pernah mempraktikkan kanibalisme yang tersebar di wilayah Indonesia. Pada awalnya memang 75% suku-suku di Indonesia merupakan pemakan daging manusia. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman mereka sudah punah dan meninggalkan hal tersebut.