Madagaskar merupakan sebuah pulau yang terletak di Afrika Selatan, Samudera Hindia. Pulau ini dijuluki dengan “Great Red Island”. Namun, siapa sangka penduduk di Madagaskar ternyata mengalir darah Indonesia, loh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Herawati Sudoyo di Eijkman Institute for Molecular Biology mengungkapkan bahwa budaya dan darah penduduk yang ada pada masyarakat Madagaskar memiliki kaitan erat dengan Indonesia.
“Penelitian yang kita lakukan adalah melalui pencocokan DNA, yaitu 2.745 DNA penduduk Indonesia dengan 266 penduduk asal Madagaskar. Walau hasilnya sudah diperoleh, tapi baru DNA yang wanitanya, kami harus juga melakukan pencocokan DNA pada pria Indonesia dan Madagaskar,” ungkap Herawati Sudoyo sebagaimana dilansir Good News From Indonesia.
Nggak cuma dilihat secara DNA saja, nih, secara bahasa antara Madagaskar dan Indonesia kedapatan beberapa kata yang menyerupai bahasa Indonesia. Contohnya seperti “salamat”.
Lantas, bagaimana kisah awal nenek moyang Tanah Air bisa sampai di pulau terbesar keempat di dunia ini?
Jadi, pada ribuan tahun lalu sekelompok perempuan Indonesia datang ke Pulau Madagaskar. Peristiwa diperkirakan terjadi pada abad ke-9 Masehi, atau lebih tepatnya ketika Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
“Pulau Madagaskar dihuni 1.200 tahun yang lalu oleh sekelompok kecil perempuan Indonesia. Saat itu sekitar 28 wanita Indonesia melakukan perjalanan ke Pulau Madagaskar. Mereka tinggal dan membangun budaya di sana,” katanya.
Bahkan penduduk asli Madagaskar pun sudah mengetahui hal ini, bahwa pada dasarnya nenek moyang mereka berasal dari Indonesia. Nah, kalau berdasarkan lembaga penelitiannya, perempuan-perempuan yang dahulu mendarat di Madagaskar ini berasal dari Banjar Kalimantan Selatan, Sob.
Melansir intisari.grid.id, di saat pelaut-pelaut tangguh dari Liberia dilarang untuk membawa perempuan saat pelayaran, tetapi pelaut-pelaut Nusantara justru kebalikannya. Mereka membuat perahunya menjadi lebih besar dan luas sebagai bilik-bilik bagi perempuan. Lalu, erempuan-perempuan tersebut menjadi bagian dari misi perdagangan dan diplomasi.
Kemudian, setelah mendarat di pulau ini terjadilah perkawinan antara perempuan Nusantara dengan laki-laki asal Madagaskar. Jika kalian berkunjung ke Madagaskar, maka jangan heran apabila nama-nama penduduk di sana terdengar mirip dengan nama-nama orang Indonesia.