Selama ini internet sudah banyak membantu dan memudahkan manusia dalam banyak hal. Dengan adanya internet jadi, berkomunikasi dan menyebarkan informasi dapat lebih cepat. Tapi pernahkah kamu membayangkan jika suatu ketika internet nggak bisa digunakan lagi di muka bumi (kiamat internet) dalam jangka waktu yang lama? Nah, rupanya hal tersebut sudah diprediksikan oleh NASA, loh, Sob.
Jadi, NASA beserta Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) memprediksi bahwa pada tahun 2025 mendatang dikabarkan akan terjadi kiamat internet yang jangka waktunya sampai berbulan-bulan, Sob. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh Badai Matahari Super.
Melansir USA TODAY, via Liputan6.com, Badai Matahari Super ini mengakibatkan internet apocalypse atau kiamat internet. Kemungkinan adanya kiamat internet juga telah disampaikan oleh Sangeetha Abdu Jyothi, seorang pakar ilmu komputer dari University of California. Menurutnya kemungkinan gangguan internet berkepanjangan disebabkan oleh Badai Matahari.
Freepik via Suara.com).
Apa Itu Badai Matahari?
Di dalam Matahari terdapat banyak partikel magnetik yang melepas setiap beberapa waktu. Peristiwa badai Matahari terjadi di mana Matahari melepaskan miliaran partikel elektromagnetik ke dalam Tata Surya.
Nah, partikelnya ini disebut sebagai solar wind atau angin surya. Efek dari partikel magnetik yang terlepas dari Matahari ini akan menimbulkan munculnya fenomena Aurora yang berada di kutub utara dan selatan.
Angin surya dari badai Matahari ini juga bisa berdampak yang berbahaya untuk Bumi, karena bisa menyebabkan radiasi elektromagnetik terhadap sistem telekomunikasi yang bekerja menggunakan sinyal radio seperti satelit, radio, dan televisi.
“Efek gelombang elektromagnetik yang dilepaskan oleh Matahari pada saat terjadi badai Matahari dapat mengganggu proses pengiriman serta penerimaan sinyal,” kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha.
Bagaimana Tanggapan Pakar Soal Badai Kiamat Internet?
Menurut prediksi dari sejumlah pakar, peristiwa badai Matahari memang akan terjadi setelah aktivitas Matahari mencapai puncaknya. Namun, sampai sejauh ini belum ada bukti pendukung klaim terhadap internet apocalypse tersebut.
“Harus ada studi lebih dalam untuk membuat pernyataan soal kekuatan badai Matahari,” ujar Vishal Upendran selaku Research Associate di Lockheed Martin Solar dan Astrophysics Laboratory.
Menurutnya, tak ada prediksi sains yang mendukung bahwa badai Matahari yang mematikan akan terjadi pada tahun 2025. Meramal tingkat keparahan kerusakan dari badai Matahari di Bumi sangat rumit. Apalagi semburan yang dipancarkan Matahari adalah struktur 3-D yang berinteraksi dengan sistem medan magnet Bumi yang juga memiliki struktur serupa.
“Ini adalah sistem yang rumit dan tidak tepat untuk membuat pernyataan tegas tentang terjadinya badai super,” kata Upendran.