Setiap tanggal 30 September, dunia memperingati Hari Penerjemah Internasional. Kalau dahulu penerjemah erat kaitannya dengan seseorang yang menerjemahkan bahasa asing ke bahasa sehari-hari, saat ini dunia semakin berkembang. Salah satunya adalah keberadaan interpreter bahasa isyarat alias penerjemah bahasa isyarat.
Yaps, berbagai lembaga kini mulai aware dengan pentingnya kehadiran mereka pada sebuah acara atau situasi. Tujuannya agar kawan-kawan difabel juga bisa mengerti apa yang diucapkan oleh pelaku bahasa tutur.
Dilansir laman Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), saat ini kebutuhan Indonesia dalam hal interpreter profesional terus meningkat. Hal ini dikarenakan, kini semakin banyak kegiatan acara internasional yang digelar di Indonesia.
Pada dasarnya interpreter dibagi menjadi dua jenis, yakni interpreter konsekutif dan interpreter simultan. Masing-masing jenis memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Pertama, interpreter konseskutif bertugas untuk menerjemahkan sesuatu yang langsung diucapkan lisan dengan memiliki jeda waktu tertentu. Sedangkan, interpreter simultan adalah sebutan orang yang menerjemahkan bahasa asing secara spontan.
Nah, kalau interpreter bahasa isyarat itu bagaimana, ya? Berdasarkan pengertiannya, isyarat merupakan bahasa non verbal. Jadi, bahasa yang satu ini mengandalkan komunikasi dengan menggunakan gerak tubuh dan bibir sebagai tanda isyarat.
Apa Itu Interpreter Bahasa Isyarat?
Secara harfiah, juru bahasa isyarat atau deaf interpreter merupakan profesi penerjemah, transliterasi dalam bahasa isyarat. Seorang deaf interpreter memiliki peran untuk menerjemahkan baik lisan maupun tulisan ke dalam bahasa isyarat.
Sejauh ini terdapat 300 bahasa isyarat yang berbeda dari seluruh dunia. Tetapi Indonesia hanya menerapkan dua macam bahasa isyarat yakni Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Cara Kerja
Seorang interpreter akan ditugaskan dalam menerjemahkan dari lisan menggunakan bahasa tubuh secara langsung maupun menggunakan layar. Misal, pada siaran berita di televisi akan memunculkan satu orang penerjemah yang bertugas menerjemahkan berita menggunakan bahasa tubuh. Mereka akan tampil di bagian pojok kanan atau kiri atas maupun bawah layar televisi.
Walau penampilan penerjemah di layar kaca seringkali berupa visual kecil, namun usaha tersebut setidaknya cukup membantu kawan-kawan difabel dalam memahami apa yang sedang diinfokan oleh program televisi.
Meskipun begitu, tak sembarang orang bisa menjalani profesi ini, ya, Sobat! Diperlukan keterampilan, dedikasi untuk belajar dan memahami bahasa isyarat, serta sertifikasi untuk menjadi interpreter bahasa isyarat. Gerakan cepat, ekspresi dan ketepatan pengartian juga dibutuhkan untuk profesi ini. Tertarik untuk mencobanya?