Semakin berkembangnya zaman, banyak aspek yang kini mulai melakukan peralihan mengarah ke era digitalisasi. Meskipun kini dunia digital menjadi penting, namun terdapat dampak positif dan negatifnya. Untuk itu, demi menghindari hal-hal negatif perlu mengetahui cara atasi tantangan transformasi digital.
Hal ini pun tentunya membuat digitalisasi menjadi sebuah kebiasaan baru. Lantaran saat ini transformasi digital sudah memasuki seluruh aspek kehidupan. Apabila melihat dari dampak positif transformasi digital, dapat mengakses berbagai informasi dengan sangat mudah dan cepat.
Dunia digital juga dikenal tidak memiliki batasan dari ruang dan waktu. Kemudian, inovasi yang muncul di masyarakat pun semakin tumbuh dan berkembang dalam berbagai bidang. Sebaliknya, dampak negatif dari dunia digital ini adalah maraknya pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual.
Rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan karena sumber daya, membuat beberapak sektor pekerjaan mulai tergantikan dengan teknologi digital. Selain itu maraknya hoax yang bertebaran secara massif, meningkatnya kejahatan digital, dan lain sebagainya.
Tentunya dalam menghadapi dampak negatif dari dunia digital ini menjadi tantangan tersendiri. Akan tetapi apabila tidak mampu menghadapi tantangan tersebut secara tidak langsung akan mengubah perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Termasuk dengan nilai budaya dan moral bangsa yang mulai terlupakan.
Menurut hasil survey DCI, tingkat kesopanan netizen Indonesia masih berada di urutan terendah di Asia Tenggara. Maka dari itu salah satu cara untuk atasi tantangan transformasi digital dengan memperkuat nilai budaya dan bangsa sebagai pondasi yang kokoh dalam berinteraksi di ruang digital.
Seperti diketahui, Budaya Indonesia adalah budaya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika diharapkan bisa dijadikan landasan berinteraksi di ruang digital bagi masyarakat Indonesia.