Bukan hal yang baru mengetahui batik sebagai pakaian Indonesia yang populer di mancanegara. Kini batik menjadi fashion yang makin terkenal lewat sentuhan kreatif dan inspiratif dari desainer lokal. Salah satunya melalui desainer Jenny Yohana Kansil yang sukses memperkenalkan batik durian Lubuklinggau.
Tak hanya dikenal di Indonesia, batik durian Lubuklinggau buatannya berhasil dikenalkan ke skena fashion internasional. Melalui batik ini ia pun sukses memboyong penghargaan tingkat internasional The Genius of Gianni Versace Award dalam gelaran Emerging Talents Milan Fashion Show yang diadakan di Palazzo Vinconti, Milan, Italia. Penghargaan yang diraih oleh Jenny melalui batik durian Lubuklinggau merupakan persembahan untuk mengenang desainer Gianni Versace yang diselenggarakan bulan September 2022 lalu.
Buat yang belum tahu siapa itu Gianni Versace, ia adalah desainer asal Italia yang karya-karya busananya selalu mencuri perhatian khalayak dunia. Tak tanggung-tanggung karyanya bahkan pernah dipakai oleh sejumlah bintang dunia, diantaranya Bon Jovi, Madonna, Elton John, Tina Turner hingga Naomi Campbell.
Back to topic, Sob, pada ajang penghargaan internasional ini Jenny Yohana kansil (JYK) berhasil memamerkan koleksi Spring Summer 2023 dengan tema Egalitarian. Total ada 10 busana yang ditampilkan, terdiri dari rok mini hingga rok midi dengan siluet A-line, modern crop top, siluet high waist, flared jeans hingga elegasi floral dengan desain koleksi yang didominasi lengan baju penuh.
Jenny juga nggak sendiri, ia terpilih bersama 8 desainer lain dari berbagai negara yang ikut bergabung dalam Emerging Talents Milan. Kedepalan perancang busana ini, antara lain ada Loom Weaving, Malon Bandau, The Queen Space, Helena Kakhramanyan, Salvatore Caputo Shows, Just Black, Monier Atelier, dan Artuyt.
Lihat postingan ini di Instagram
Pada koleksinya kali ini JYK mengaku dirinya berkolaborasi dengan artisan batik lokal. Gunanya untuk menghasilkan motif batik baru yang tampil lebih kontemporer dan bisa diterima oleh pasar global. Busana batik ini juga diambil dari siluet tahun 1970-an dilambangkan dengan tahun kebebasan dan kesetaraan.
Selain itu, batik ini juga merekam beberapa kejadian dunia yang terjadi para era saat ini. Contohnya seperti perang Rusia-Ukraina dan sejarah-sejarah lainnya yakni protes perang Vietnam yang sempat terjadi juga di tahun 70-an.
“Pada akhirnya, tak peduli ras, jenis kelamin, status sosial dan negara, kita semua adalah sama. Kita adalah homo sapien yang menghadapi persoalan yang sama dan merasa terancam keberadaannya,” lanjut Jenny.
Berbicara soal prosesnya, uniknya batik durian pada busana tersebut diperoleh dari foto durian langsung di Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Tak hanya wujud dari duriannya saja, ia juga mengekplorasi bunga durian yang keindahannya jarang terekspose oleh publik.
Selain kontemporer, batik tradisional ini juga memiliki kesan sporty. Bahkan sang desainer JYK tak ragu untuk menggabungkan beberapa bahan bersifat silk taffeta hingga stretch jersey, stripes heavy wool dan light silk organza yang dilengkapi dengan aksesoris ribbon sporty.
“Sustainable fashion yang diusung di koleksi kali ini yang menggunakan bahan organik. Kemudian, kain batik saja yang digunakan sebagai hiasan, appliqué, serta dirajut dengan teknik embroidery,” jelasnya.
Di mana dalam bahan ini dirinya ‘berani’ bermain warna yang cerah dan colorful seperti biru dan oranye. Lalu kedua warna tersebut diseimbangkan dengan warna clay Italia, sentuhan pink dan hijau. Jadi busana tersebut makin kaya!
Bagaimana, kisah desainer Indonesia Jenny Yohana Kansil sukses memperkenalkan batik durian Lubuklinggau kepada dunia tadi menarik, bukan? Apalagi batik tersebut dikenal di kancah internasional, makin bikin bangga, Sob!
Lihat postingan ini di Instagram