Gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama jadi buronan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Fredy diketahui menjalankan bisnis sindikat narkoba internasional sejak 2013. Namun selama puluhan tahun itu, Bareskrim Polri masih terus memburu Fredy.
Dalam konferensi pers Selasa (12/9/2023), Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Fredy mengubah wajah dan identitas untuk mengelabui penegak hukum. Meski begitu, Mukti mengklaim polisi sudah mengetahui lokasi pelarian Fredy di luar negeri dan masih berupaya menangkapnya.
“Ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya, mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri,” kata Mukti seperti dilansir CNN Indonesia, Rabu (13/9/2023).
Mukti mengatakan kerja sama antarpolisi lintas negara terus dilakukan untuk menangkap Fredy. Polri menggandeng Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya.
Sejauh ini, Polri berhasil membongkar sindikat jaringan Fredy, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil peredaran sabu dan ekstasi lintas negara tersebut. Diketahui sejak 2020–2023 terdapat 408 Laporan Polisi dan 884 tersangka sudah ditangkap berkaitan dengan jaringan FP.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menuturkan, Fredy merupakan aktor utama dalam perkara ini. Fredy berstatus daftar pencarian orang (DPO) dan diduga berada di Thailand.
“Ditelusuri bahwa sindikat narkoba ini mengedarkan narkoba dan bermuara pada satu orang, yaitu Fredy Pratama dan masih DPO, dan berada di Thailand,” tutur Wahyu, di Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).
Barang Bukti
Dari operasi keamanan itu, Kepolisian telah mengamankan barang bukti narkotika berupa 10,2 ton jenis sabu-sabu dan 116.346 butir ekstasi. Jika dikonversikan, 10,2 ton sabu senilai Rp 10,2 triliun, sedangkan 116.346 butir ekstasi senilai Rp 63,99 miliar, dan aset senilai Rp 273,45 miliar. Total konversi barang bukti tersebut mencapai Rp 10,5 triliun.
Adapun total perputaran uang dari jaringan narkotika internasional Fredy Pratama mencapai Rp51 triliun sejak 2013 sampai 2023. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Utama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Inspektur Jenderal Alberd Teddy Benhard Sianipar.
Alberd mengatakan temuan tersebut didapati pihaknya usai melakukan 32 Laporan Hasil Analisis (LHA) terhadap rekening milik para pelaku serta dengan perusahaan yang terafiliasi.
Selama perburuannya, Bareskrim Polri mengungkap Fredy Pratama menggunakan beberapa nama palsu, antara lain Miming dan Cassanova. Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada menyebutkan, mereka telah menyita sebanyak 10,2 ton sabu milik jaringan Fredy Pratama di Indonesia selama periode 2020–2023. Banyak banget, ya, Sob!
Widada menyebut sosok Fredy Pratama termasuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia. Hal itu sejalan dengan hasil analisis Direktorat Tindak Pidana Narkoba yang menunjukan bahwa mayoritas narkoba di Indonesia terafiliasi dengan jaringan Fredy Pratama.
Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut berhasil menyelundupkan sabu dan ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah 100–500 kilogram dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.
Wah, ada-ada saja akal cerdiknya, Sob!
Terkait Kasus Selebgram Adelia Putri Salma
Demi menggenjot upaya pemburuan Fredy Pratama di Thailand, Polri menggelar operasi dengan sandi Escobar. Pemakaian nama sandi Escobar diinspirasi dari gembong dan pengedar narkoba asal Colombia, Pablo Emilio Escobar Gaviria. Terkenal sebagai kriminal terkaya di dunia, kisah hidup Pablo Escobar telah diangkat ke film serial berjudul Narcos di Netflix.
Meski begitu, menurut Brigjen Mukti Juharsa, Fredy tidaklah seheboh Escobar.
“Ya ini nama operasinya sandi Escobar. Sandi Operasi Escobar. Bukan dia Escobar, dia biasa saja,” ucap Brigjen Mukti Juharsa di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/9), dilansir Merdeka.com.
Sindikat narkoba yang terkait dengan buronan Fredy Pratama ini diduga punya kaitan dengan ratusan terpidana kasus narkoba lain. Salah satunya terungkap dari kasus keterlibatan selebgram Adelia Putri Salma beberapa pekan sebelumnya.
Kasus menyeret Adelia berawal dari pemeriksaan suaminya, David alias Khadafi, yang merupakan pengendali bisnis narkoba internasional. Belakangan, David diketahui memiliki keterkaitan dengan Fredy Pratama. Adelia telah ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung pada Sabtu, 26 Agustus 2023 atas dugaan aliran uang hasil kejahatan narkoba.
Sepertinya makin rumit dan bercabang luas ya, sindikat narkoba ini, Sob!