Indonesia kembali berduka. Pasalnya, Kota Manado, Sulawesi Utara, diterjang banjir sedalam 3 meter dan tanah longsor pada hari Sabtu (16/1) lalu pukul 15.09 WITA. Diketahui penyebabnya adalah intensitas hujan tinggi dan struktur tanah yang labil.
Sembilan kecamatan dan 33 kelurahan di Kota Manado menjadi daerah yang terkena dampak banjir dan tanah longsor antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil dan Kecamatan Wenang. Ratusan warga sudah diungsikan, sementara sampai saat ini 5 orang dinyatakan meninggal dunia dan 1 orang korban masih dalam upaya pencarian.
“Peristiwa ini menyebabkan lima orang meninggal dunia, satu orang hilang masih dalam pencarian serta 500 jiwa mengungsi yang masih dalam proses pendataan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati lewat laman resmi BNPB, Minggu (17/1).
Raditya menambahkan, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya kerugian materil berupa dua unit rumah rusak berat dan 10 unit rumah mengalami rusak sedang dari bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado. Proses evakuasi dilakukan oleh BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado bersama tim SAR, TNI-Polri, warga setempat dan relawan. Para pengungsi sudah mendapatkan bantuan berupa makanan siap saji dari BPBD Kota Manado.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado memantau banjir saat ini telah berangsur surut,” ujar Raditya.
Melalui pantuan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai kilat. Warga setempat disinyalir untuk tetap waspada saat musim hujan yang akan terjadi sampai bulan Februari 2021 mendatang di beberapa wilayah Manado, Sulawesi Utara.