Banjir yang membuat publik terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (6/2). Jika biasanya genangan air berwarna kecoklatan, banjir di Kota Pekalongan justru berwarna merah darah. Lantas, apa penyebabnya?
Kapolsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki menjelaskan bahwa penyebab warna merah darah dari banjir di Pekalongan tersebut bersumber dari bahan pembuat batik.
“Banjir yang berwarna merah tadi disebabkan karena obat batik yang berasal dari home industri (batik) atau pranggok,” ungkap Basuki, dilansir dari detik.com.
Bersama dengan warga sekitar, anggota kepolisian dari Polsek Pekalongan Selatan berhasil menemukan sekitar 3 kg obat batik berwarna merah yang terbungkus plastik hanyut dan tumpah.
Basuki menambahkan, para pemilik industri batik di kota tersebut biasanya membungkus obat batik di dalam plastik. Diketahui plastik yang digunakan mudah sobek, inilah yang menyebabkan obat batik dapat tumpah dan menyebar ke pemukiman warga. Bukan hanya genangan air merah, polisi sudah mengamankan barang bukti plastik yang berisi obat batik.
Melihat banjir berwarna merah darah di Kota Pekalongan yang tidak biasa ini, BPBD Kota Pekalongan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan telah mengambil langkah untuk menanganinya. Berdasarkan penjelasan dari Saminta selaku Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, banjir dengan air berwarna merah tersebut telah disedot oleh truk tangki DHL.
“Kita dan DLH tadi mengambil langkah dari tumpahan obat batik, dan sudah disedot (air banjir merah). Saat ini sudah normal seperti biasanya,” ujar Saminta.
Saminta menambahkan, dampak dari banjir dengan air berwarna merah yang disebabkan oleh hanyutnya obat batik ini dapat menimbulkan efek gatal-gatal.
Banjir di Kota Pekalongan ini tidak hanya membuat geger satu Indonesia, melainkan beberapa media asing ikut menyorot peristiwa tersebut diantaranya BBC, CNN Internasional, Reuters, US News, dan CBC.