- Ada alasan psikologis manusia kerap ikutin tren viral dan mengadopsinya di kehidupan sehari-sehari yaitu fenomena Bandwagon Effect.
- Nama Bandwagon Effect diambil dari fenomena politik di abad ke-19.
Dari meroketnya minuman Dalgona di awal pandemi hingga saat ini lato-lato, kamu pernah jajal semua nggak, Sob? Kalau kamu tipe yang selalu suka cobain tren terkini, wajar-wajar aja, sih. Karena perilaku cenderung mengikuti sesuatu yang tengah viral ini ada penjelasannya, Sob, disebutnya bandwagon effect.
Apa itu bandwagon effect? Singkatnya, fenomena psikologi ini menjelaskan situasi ketika seseorang akan cenderung mengikuti sikap, gaya hingga tren yang sedang banyak dilakukan orang-orang atau fenomena ikut-ikutan.
Kenapa dinamakan bandwagon effect? Ternyata istilah bandwagon mengacu pada kereta yang membawa band melalui parade di abad 19 silam. Pada tahun 1848, seorang penghibur bernama Dan Rice berkeliling negara mengkampanyekan Presiden Amerika Serikat Zachary Taylor. Kereta musik yang dioperasikan Rice adalah inti dari acara kampanyenya, dan dia mendorong mereka yang hadir untuk ‘ikut serta’ dan mendukung Taylor dengan kalimat, “Jump on the bandwagon”.
Meski awalnya bandwagon effect adalah konsep yang lumrah digunakan di dunia politik, namun di abad ke-21 ini, bandwagon effect bisa terjadi di seluruh aspek kehidupan.
Penyebab Bandwagon Effect Bisa Memengaruhi Manusia
Bandwagon effect terjadi karena pengaruh internal dari dalam diri dan juga eksternal dari orang lain maupun kelompok apalagi yang mempunyai exposure sangat tinggi, misalnya orang terkenal atau seleb di media sosial.
Lalu apa yang menjadi penyebab exposure di media sosial dapat memengaruhi masyarakat hingga membentuk perilaku ikut-ikutan ini?
Kalau dari faktor eksternal, dimulai dari konformitas, Sob. Awalnya orang-orang yang memiliki exposure tinggi di media sosialnya, misalnya, akan menentukan masyarakat untuk mengikuti tren. Selanjutnya ada juga pengaruh interpersonal saat orang terdekat kita menginformasi hal viral tersebut dan membuat kita ikut serta.
Sedangkan faktor internal di dalam diri, seseorang juga memiliki perasaan curiosity atau rasa penasaran hingga FOMO alias takut ketinggalan ketika tidak mengikuti apa yang tengah viral. Hingga akhirnya motif keputusan yang mendasari apakah seseorang akan ikut tren atau tidak. Selain itu hal ini juga didasari keinginan untuk diterima di suatu kelompok hingga merasa aman bila melakukan hal yang dilakukan mayoritas.
Boleh Aja Ikut Tren, tapi…
Bandwagon effect dalam beberapa hal bisa memberikan dampak positif, misalnya tren olahraga yang mendukung gaya hidup sehat hingga tren investasi yang membuat banyak orang jadi melek finansial. Namun juga bisa berdampak buruk ketika hal itu malah mendorong seseorang atau kelompok salah dalam mengambil keputusan.
Beberapa tren media sosial yang justru merugikan adalah prank, belanja impulsif dengan menggunakan cicilan namun tak melihat kondisi finansial yang akhirnya dimanfaatkan oleh pinjaman online (pinjol) ilegal hingga menabrakkan diri ke truk.
Kenapa hal buruk ini malah diikuti? Dalam bandwagon effect, orang langsung ‘melompat’ ke kesimpulan atau hasil akhir karena mereka sudah banyak melihat masyarakat atau kelompok yang melakukan dan berhasil. Cara berpikir bandwagon effect kerap tak melalui proses pemikiran panjang—apakah hal tersebut penting atau aman.
Cara Menghindari Dampak Buruk Bandwagon Effect
Sikap bandwagon effect memang nggak selamanya punya dampak buruk. Tapi nggak ada salahnya sebelum mengikuti tren, kamu melakukan beberapa hal berikut agar tak membuahkan penyesalan di kemudian hari.
Jangan Mudah Percaya Informasi dari Orang Lain
Yap, selalu periksa informasi dengan mandiri apakah hal tersebut benar atau tidak, tepat dilakukan atau tidak, siapa yang pertama kali membuat tren dan apakah ada maksud terselubung. Hingga akhirnya bisa memutuskan untuk ikutan atau nggak.
Jangan Maksain Diri
Biasanya orang mengikuti tren agar dapat diterima di sebuah kelompok. Mulai dari sekarang, tanamkan pikiran bahwa tak perlu memaksakan diri untuk masuk ke sebuah kelompok. Kamu bisa pilih lingkungan yang sesuai untuk kepribadian dan nilai yang dipegang.
Pikirkan Matang-matang
Ketika mendapatkan informasi, kelola dengan baik sebelum pada akhirnya kamu mencernanya, ya, Sob. Dipikir dengan matang dan evaluasi dampaknya. Kalau perlu, pergi ke tempat sunyi di mana kamu bisa berkonsentrasi dan memutuskan keputusanmu.
Jangan Buru-buru Ambil Keputusan
Beri jeda waktu juga sebelum ambil keputusan, minimal satu hari. Ingat, jangan sampai ikutan tren malah buat kamu merugi di kemudian hari.
Bandingkan Kerugian vs. Keuntungan
Kalau masih memperdebatkan ikutan tren atau tidak, kamu bisa membuat daftar yang memuat sejumlah kerugian dan keuntungan bila mengikutinya. Kamu juga bisa membayangkan apa yang akan dilakukan bila tren tersebut malah merugikan kamu. Setelahnya kamu juga bisa menuliskan alasan dari keputusan yang akhirnya dibuat.
Yups, menjadi seseorang dengan bandwagon effect nggak ada salahnya, kok. Tapi perhitungkan dulu berbagai alasan kamu sebelum pada akhirnya menerapkan perangai tersebut di kehidupan sehari-hari.