Belum lama ini Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) tercatat sebagai bandar udara tersibuk ke-8 di dunia. Hal ini diketahui dari media penerbangan yang berbasis di Swedia Flights From yang merilis 100 daftar bandara tersibuk di dunia.
Hasil survei ini dinilai dari jadwal keberangkatan penerbangan, menggunakan data terbaru yakni pada 21 Oktober 2022. Nah, dari 100 daftar tersebut salah satunya terselip nama Indonesia yang berada di posisi ke-8, Sob!
Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) memiliki jadwal keberangkatan penerbangan sebanyak 535 penerbangan setiap harinya. Bahkan bandara terbesar di RI ini menduduki peringkat 8 di dunia, ke-3 di Asia, dan nomor 1 di kawasan ASEAN.
Data mencatat, pada periode Januari-September 2022 bandara tersebut melayani 197.127 penerbangan. Diperkirakan angka ini akan terus naik sampai akhir tahun hingga mencapai 271.075 penerbangan. Hal ini didorong karena adanya libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Berdasarkan data Flights From, ada 5 rute domestik tersibuk di Bandara Soekarno-Hatta. Pertama, penerbangan menuju Denpasar (51-58 penerbangan per hari). Kedua, penerbangan menuju Surabaya (40-42 penerbangan per hari), penerbangan tujuan Medan (39-40 penerbangan per hari), tujuan ke Ujung Pandang (32-34 penerbangan per hari), dan ke Pontianak (25-27 penerbangan per hari).
Sementara itu, untuk penerbangan internasional terdapat 5 rute penerbangan tersibuk di Bandara Soetta. Penerbangan pertama ke Singapura (13-15 penerbangan per hari). Selanjutnya ke Kuala Lumpur (9-10 penerbangan per hari), Jeddah (3-5 penerbangan per hari), Doha (3 penerbangan per hari), dan terakhir penerbangan menuju Narita Tokyo (2-3 penerbangan per hari).
President Director PT Angkasa Pura (Persero) II Muhammad Awaluddin menjelaskan, melalui data-data tersebut menjadi bukti bahwa pemulihan lalu lintas penerbangan Bandara Soekarno-Hatta dan AP II selaku operator bandara mampu mengakomodasi tumbuhnya permintaan penerbangan dengan baik.
“Kolaborasi yang erat antara AP II dan seluruh stakeholder, serta berkat dukungan regulator, membuat kepercayaan masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional tetap terjaga di tengah pandemi,” tambahnya.
Ia melanjutkan, hal ini bisa mendorong pemulihan lalu lintas penerbangan di berbagai bandara lainnya yang ditangani oleh AP II. Terutama Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia dan indikator pemulihan sektor penerbangan nasional.
Sebenarnya pemulihan lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno Hatta telah dilakukan sejak Desember 2021 lalu. Saat ini tingkat pemulihan (recovery rate) di Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai 80%, tentu ini kabar baik bagi industri aviasi dan pariwisata pasca pandemi COVID-19, Sob.
Dari hasil tersebut AP II dan stakeholder mampu mengakomodasi tumbuhnya permintaan penerbangan dengan tetap mengutamakan aspek pelayanan, keselamatan, keamanan serta penerapan protokol kesehatan.
“Berkat protokol kesehatan yang diterapkan melalui biosafety dan biosecurity management, dan berbagai program penyesuaian operasional, bandara Soekarno-Hatta bisa tetap beroperasi 24 jam setiap hari dan memastikan penerbangan nasional dapat berkontribusi terhadap penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Semoga dengan padatnya jam penerbangan di bandara Soetta hingga menjadi bandar udara tersibuk di dunia merupakan penanda bahwa industri penerbangan Republik Indonesia perlahan menuju pemulihan serta bangkit kembali pasca pandemi COVID-19.