Saat berbuka puasa memang umat muslim disarankan berbuka dengan yang manis-manis, seperti sunnah Nabi Muhammad SAW yang melakukan buka puasa dengan kurma serta susu. Namun, di Indonesia tidak sedikit umat muslim berbuka puasa dengan gorengan. Alasannya karena lebih praktis dan gampang ditemui di tiap tempat. Tapi, kamu tau nggak sih Sob, ada gorengan dengan nama unik yang menjadi favorit masyarakat Cimahi, yakni Bacol atau Bala-bala Cocol.
Mendengar namanya saja mungkin terdengar agak “menggelikan”. Namun, untuk rasanya banyak masyarakat di Cimahi menyukainya. Pasalnya, Bacol memiliki bumbu yang sangat khas.
Apalagi nih Sob, gorengan mini berisi bala-bala, gehu dan cireng ini telah ada sejak tiga dekade lalu. Kerennya lagi, usaha yang pertama kali dirintis oleh mendiang Syahroni dan istri pada 1992 selalu dicari oleh masyarakat Cimahi bahkan di luar Cimahi.
Secara umum, Bala-bala Cocol berbentuk gehu dan cireng ini dijual sama seperti gorengan lainnya yang terbuat dari terigu, kol, wortel, daun bawang, seledri dan tepung terigu. Hanya bentuknya yang mini dan bumbu kacang yang terasa pedas, asam, dan manis ini membuat penikmatnya bisa ketagihan.
Nama “Bacol” sendiri tercetus dari anak-anak sekolah yang suka mampir ke tempat biasa Syahroni dan istri mangkal. Sejak itulah, nama Bala-bala Cocol atau “Bacol” dikukuhkan menjadi semacam brand gorengan keluarga Syahroni.
“Awalnya anak-anak sekolah dulu yang suka nyebut gorengan bikinan orang tua saya ‘Bacol’,” cerita Iran anak mendiang Syahroni, seperti dikutip Ayobandung.com pada awal April 2023 lalu.
Dalam sehari, Bala-bala Cocol ini bisa terjual hingga 10.000 gorengan dalam hari biasa. Namun, ketika memasuki bulan Ramadan, biasanya Bala-bala Cocol bisa terjual hingga 30.000 gorengan dalam sehari.
Tempat jualan gorengan unik dari Cimahi ini sudah berpindah tempat dari mulai sekitar Pasar Antri Lama di awal 90-an. Lalu pindah ke Jalan Raya Sriwijaya dan Jalan Permana, Kota Cimahi sejak awal 2000-an hingga sekarang.
Omzet Bala-bala Cocol ini sempat mengalami penurunan saat masa pandemi Covid-19 lalu, yakni sekitar 5.000 gorengan dalam sehari. Dari gorengan yang terjual itu, diperkirakan pendapatan yang didapat bisa mencapai Rp10 juta per bulan. Pendapatan tersebut berbeda ketika memasuki bulan Ramadan, yakni bisa mencapai sekitar Rp15 juta.
“Penyebabnya karena ada pembatasan pas awal-awal. Terus dulu setelah shalat Tarawih itu masih banyak yang beli, sekarang lewat magrib sudah jarang,” tambah Iran.
Gimana, Sob penasaran nggak sih sama rasa Bacol ini?