Gunung Sinabung terus mengeluarkan awan panas atau abu vulkanik pada Selasa (2/3/2021) yang mengakibatkan 17 desa di Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara gelap gulita.
Sebelumnya, Gunung Sinabung sempat mengalami erupsi dengan memuntahkan material panas sebanyak 13 kali, dengan jarak muntahan sekitar 5 Km.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo mengungkapkan jika saat ini, awan gelap akibat aktivitas Gunung Sinabung masih menutup 17 desa dan masyarakat setempat mulai banyak yang mencari tempat aman.
“Wilayah Kecamatan Tiganderket sebanyak 17 desa sampai saat ini gelap gulita karena tertutup abu vulkanik. Guguran berdampak ke masyarakat baik pemukiman maupun perladangan,” jelas Plt Kepala BPBD Karo, Natanail Perangin Angin seperti dikutip CNN Indonesia.
Dalam pengamanan wilayah Kecamatan Tiganderket, BPBD dibantu oleh TNI beserta Polri untuk melakukan patrol pembersihan wilayah dari abu vulkanik. Hingga berita ini diturunkan, belum tercatat adanya korban jiwa dari warga setempat.
Para petugas dari BPBD Karo, TNI dan Polri pun saat ini mengimbau kepada masyarakat di wilayah Gunung Sinabung untuk tidak melakukan aktivitas terlebih dahulu dan tetap menggunakan masker.
“Petugas hingga saat ini melaksanakan patroli seputaran Gunung Sinabung serta membagikan masker kepada masyarakat. Sejumlah mobil pemadam kebakaran juga diturunkan untuk melakukan pembersihan abu vulkanik. Kita mengimbau agar warga tidak beraktivitas di zona merah,” tambah Natanail.
Tercatat, sejak pukul 06:42 – 08:20 WIB erupsi disertai dengan luncuran awan panas berguguran hingga jarak luncur 2000 – 5000 meter ke arah tenggara dan timur. Sedangkan abu vulkanik melemah ke arah barat dan barat daya.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andani menjelaskan pada Selasa (2/3/2021) tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih berada di level II atau Siaga . Fluktuasi dalam pola yang masih tinggi ini tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya.
Gempa yang terasa di sekitar Gunung Sinabung sendiri cukup beragam selama Januari hingga Maret 2021. Gempa tersebut antara lain, gempa letusan atau erupsi, gempa awan panas guguran, gempa guguran, gempa hembusan, tremor non-harmonik, gempa tornillo, gempa low frequency, gempa hybrid, gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik, dan getaran banjir.