Siapa yang cita-citanya dahulu pengin jadi astronaut? Hayo, ngaku! Memang keren, sih, jadi astronaut, tuh. Saat orang lain hanya bisa hidup di Bumi, astronaut diberi kesempatan untuk menjelajah luar angkasa yang indah. Namun dibalik ingar bingar profesi tersebut, ada risiko yang harus ditanggung setelah pulang dari luar angkasa. Rupanya, astronaut nggak bisa jalan ketika tiba lagi di Bumi. Waduh, bisa gitu, ya?
Tak seindah film Interstellar; pulang-pulang langsung bisa jalan lancar, astronaut ketika tiba lagi di Bumi harus belajar jalan lagi layaknya bayi gegara kakinya mendadak ‘mati total’ nggak bisa digunakan.
Setahun di Luar Angkasa, Balik ke Bumi Kudu Belajar Jalan
Dari sekian banyak astronaut, salah satu case yang bisa kita angkat adalah kisah Scott Kelly, astronaut asal Amerika yang menghabiskan waktu selama 340 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) medio 2015 hingga 2016.
Dilansir The Verge, Kelly mencoba berjalan di garis lurus tepat setelah mendarat di Kazakhstan. Ia perlahan bangkit dan tersandung, kemudian ia mencoba melangkahkan kaki dan terlihat sangat berat. Setelah 6 jam mendarat, langkahnya sedikit lebih cepat namun belum pasti. Namun setelah 22 jam, ia jauh lebih stabil tetapi masih goyah; bak anak berusia 1 tahun belajar berjalan.
Selain Kelly, ada pula astronaut asal Kanada yakni Bob Thirsk yang juga mengalami hal serupa. Dikutip CBC News, ia menjelaskan luar angkasa membuat kondisi astronaut seperti itu ketika balik lagi ke Bumi.
“Dengan sistem tubuh yang sama, setiap organ perlu beradaptasi dengan keadaan tanpa bobot (tidak ada gravitasi di angkasa), setiap organ perlu beradaptasi kembali setelah sekian lama ada di angkasa dan kembali ke Bumi,” terangnya.
Mengapa Hal Tersebut Terjadi?
Itu semua terjadi karena di luar angkasa nggak ada gravitasi ke bawah, Sob. Kalau di Bumi ada, tuh. Ketika kamu di Bumi, tulang dan otot bekerja keras untuk membuat tubuhmu berdiri diam. Sedangkan ketika di luar angkasa nggak ada gravitasi, sehingga tubuh bekerja jauh lebih sedikit dan bikin kerusakan otot dan hilangnya kepadatan tulang, dilansir Interestingengineering.com.
NASA juga memaparkan kalau astronaut hanya butuh waktu 1 bulan di luar angkasa untuk kehilangan massa tulang setara dengan perempuan pascamenopause dalam setahun. Kerusakan tersebut mengakibatkan penurunan kadar kalsium dalam darah yang berujung pada penyakit lainnya.
Tak Hanya Tulang, Otot, Sendi, dan Kardiovaskular Ikutan Terganggu
Menurut laporan NASA, seorang astronaut dapat kehilangan 20 sampai 40 persen ukuran serta fungsi otot selama di luar angkasa. Lagi-lagi, karena di luar angkasa nggak ada gravitasi jadi sama sekali nggak ada tekanan. Otomatis kaki atau tubuh astronaut nggak ada ‘kegiatan’ untuk menahan dan akhirnya melemah, deh.
Lalu ketika astronaut berada di luar angkasa, darah yang mengalir pun menjadi berbeda arah yakni bergerak ke atas dari kaki ke tubuh bagian atas lalu kepala. Sebab reaksi alami tubuh adalah mengurangi jumlah darah dalam tubuh serta ketika astronaut beralih ke gravitasi nol ke normal atau parsial—seperti kembali ke Bumi dari luar angkasa—jumlah yang berkurang tersebut dapat menyebabkan tekanan darah rendah sementara.
Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan keterampilan motorik astronaut menurun; berjalan kaki jadi nggak bisa, mengendarai mobil apalagi, dan beberapa astronaut mungkin pingsan setelah penerbangan luar angkasa.
Welcome home #SoyuzMS09 ! On October 5th this is what I looked like walking heel-toe eyes closed after 197 days on @Space_Station during the Field Test experiment…I hope the newly returned crew feels a lot better. Video credit @IndiraFeustel pic.twitter.com/KsFuJgoYXh
— A.J. (Drew) Feustel (@Astro_Feustel) December 20, 2018
Bob Thirsk menjelaskan pula kalau dirinya juga mengalami hal tersebut, “Saya mengalami kesulitan menjaga tekanan darah di kepala saya dan oleh karena itu saya merasa sangat lemas dan pusing. Faktanya, saya perlu mendapat transfusi garam normal untuk menaikkan tekanan darah segera setelah saya kembali ke Bumi,” jelasnya dikutip CBC News.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh profesor Richard Hughson dari Universitas Waterloo, ia mendapati bahwa astronaut dapat mengalami masalah jantung dan pembuluh darah seperti arteri.
“Para astronot kembali dari luar angkasa dengan arteri karotid yang sekitar 20 sampai 30 tahun lebih kaku dari yang terjadi dengan penuaan normal,” terangnya, dikutip dari VICE.
Butuh Berapa Lama Astronaut untuk Bisa Jalan Lagi?
Periode pemulihan bisa bervariasi, Sob. Tergantung kondisi astronaut ketika mereka memasuki gravitasi Bumi. Dilansir laman Lunarsail.com, banyak astronaut membutuhkan waktu 3-4 hari untuk mendapatkan lagi mobilitas dan mulai berjalan lagi.
Namun jangan lupa, kurangnya mobilitas bukanlah satu-satunya tantangan yang mereka hadapi setelah kembali dari luar angkasa. Selain astronaut nggak bisa jalan, mereka juga butuh rerata 45 hari hingga beberapa bulan untuk pulih sepenuhnya. Dalam beberapa kasus, periode pemulihan meningkat hingga 1 tahun. Waktu pemulihan pun tergantung dengan berbagai faktor, seperti kesehatan, keaktifan, ukuran tubuh dan lain sebagainya.
Ternyata ada banyak risiko yang harus dialami oleh astronaut ketika bertugas, nih. Selain harus siap bekerja ketika di luar angkasa, ketika balik ke Bumi pun astronaut dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya nggak bisa jalan sementara.