Dua insan bertemu pandang. Satu lelaki berperawakan tinggi-tegap, sedang yang perempuan menatap ke arahnya dengan ekspresi kagum dan bangga. Dengan sentuhan arthouse film dalam Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang (JJJLP) sekuel NKCTHI, Sobat akan dibuat terhanyut dengan kisah kasih mereka.
Lelaki itu sedang menikmati pajangan keindahan karya lukis yang sudah dibuatnya. Perempuan terlihat lebih takjub pada si lelaki ketimbang lukisan-lukisannya yang tengah diperlihatkan kepada publik. Di ruang galeri nun jauh di kota London, Inggris, mereka bertemu, bertukar-tangkap kesan dan makna satu sama lain.
Rasa kasih mengikat mereka, Jem dan Aurora. Dua tokoh dalam film terbaru besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko ini berhasil dihidupkan oleh aktor Ganindra Bimo dan Sheila Dara Aisha. Mereka menjelma pasangan mahasiswa seni rupa yang amat menggamit pandangan kita. Di layar bioskop, film JJJLP masih hangat menjamu penggemar film Indonesia. Kental sentuhan arthouse film, JJJLP akan menyajikan sekuel NKCTHI yang memuaskan.
Tak tanggung-tanggung, seniman perupa Monica Hapsari dilibatkan untuk membenahi dan melengkapi penggambaran karakter Jem dan Aurora. Monica, performance artist yang turut malang-melintang di panggung musik sebelumnya juga menampilkan karya seni rupa dalam film NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini). Kali ini, kita akan melihat kembali keindahan buah kreasinya dalam JJJLP sebagai kelanjutan cerita semesta NKCTHI.
JJJLP menyajikan ekshibisi karya seni lukis dan instalasi sebagai kesatuan kisahnya. Monica Hapsari didampingi art director Dita Gambiro menggawangi seluk-beluk seni rupa yang mengitari dunia Jem dan Aurora. Tokoh pasangan mahasiswa seni rupa asal Indonesia yang kuliah di London itu jatuh cinta, lantas berkasih-kasihan yang dalam beberapa adegan berkelindan dalam proses penciptaan karya.
Ada dua karya utama Monica yang secara jelas ditampilkan dalam film ini. Pertama, lukisan bertajuk “Disobedience” yang didominasi hitam dengan polesan merah tua di beberapa sisinya. Lukisan ini mengesankan jiwa pemberontakan diri tokoh Jem yang menyembul dari pilihan warna yang dipakai Monica. Ada emosi kemarahan Jem atas bayang-bayang tuntutan orangtua yang mengharapkannya agar sukses seperti capaian ayahnya. Lukisan itu pun mengolah perkakas rongsokan yang melekat di atas kanvas.
“Dia (Jem) ingin memberi hidup kepada barang-barang yang tidak dianggap, seperti dirinya sendiri yang seperti diabaikan,” ucap Monica, saat menjelaskan karyanya di Jakarta, Minggu (5/2/2023) lalu.
Sesungguhnya, tokoh Jem dan Aurora memiliki aura persona yang sama-sama kelam. Bedanya, cerminan pribadi Aurora dihadirkan Monica lewat karya instalasi bercorak hitam-keemasan. Instalasi berdimensi lingkaran itu diisi material berupa serpihan arang dan gemburan tanah halus. Dalam bentuk berbeda, karya instalasi Aurora mewujud lukisan trapesium. Kedua karya ini dijuduli “Resurek”.
(Foto: dok. Monica Hapsari).
Alur Acak
Menonton film ini, Sobat akan dibuat segera tahu bahwa hubungan Jem-Aurora tidak baik-baik saja. Bahkan terkesan terlalu cepat, tak kurang dari sekitar 10 menit di awal cerita, dua sejoli ini terlibat adu mulut sepulang dari pembukaan pameran seni karya Jem. Diawali cekcok dengan nada bicara meninggi, gawai Aurora terbanting ke lantai. Layarnya retak dan rusak. Jem berteriak merintih berhadapan dengan Aurora yang menjerit lalu matanya basah.
Ada lima babak yang membagi keutuhan cerita JJJLP, Sob. Masing-masing babak memuat beberapa kali alur kilas balik. Lini waktu sejumlah adegan terkesan sengaja dibuat tidak linear atau dikaburkan oleh penulis skenario Irfan Ramli bersama sutradara Angga.
Sobat dapat mengalami secara pribadi seperti apa kesan menonton penceritaan film ini. Bila tak terbiasa, mungkin akan agak kebingungan. Namun tentunya, ia menawarkan cara baru menonton film drama keluarga yang disampaikan menggunakan pola non–linear action yang memuat kilas balik (flash back) secara acak.