Apa jadinya jika Anda dengan pasangan Anda berkeliling dunia dengan menggunakan sebuah kapal layar? Tentunya Anda akan memiliki berbagai pengalaman dan cerita menarik tentang perjalanan Anda.
Seperti dua pasangan berbeda kewarganegaraan, Grey Filastine dan Nova Ruth yang bertekad mengarungi tiga benua, Amerika, Eropa dan Asia dengan menggunakan kapal layar yang diberi nama dengan perjalanan Arka Kinari.
Arka Kinari sendiri adalah sebuah perjalanan pelayaran dengan misi integrasi budaya dan alam sekaligus menelusuri jalur rempah. Grey yang merupakan warga Spanyol dan Nova warga Indonesia kelahiran kota Malang ini memulai perjalanannya dari Rotterdam, Belanda pada 23 Agustus 2019 dan telah menyinggahi beberapa pulau-pulau lintas negara.
Pada September 2020 lalu, kapal Arka Kinari telah sampai pada titik nol jalur rempah, Banda Naira, di Maluku. Perjalanan menuju tanah air pun diceritakan oleh Nova mengalami berbagai rintangan, salah satunya adalah mereka sempat tertahan di Guam, sebuah negara dalam teritori Amerika Serikat karena adanya masalah administrasi keimigrasian.
Nova dan Grey harus ditahan selama empat puluh hari ketika masuk teritori karena harus menghindari badai yang terjadi di lautan. Mereka juga menceritakan harus menghindari wilayah yang biasa dilalui bajak laut.
“Lebih dari satu tahun kita berlayar sampai di sini (Banda Naira) titik nol jalur rempah. Ada jalur pendek, tapi penuh resiko karena harus melintasi wilayah bajak laut dan Samudera Hindia yang penuh badai. Karena itu pelayaran ini lama, demi Kepulauan Banda kami harus melakukan itu,” terang Nova kepada media online di Indonesia.
Perjalanan di masa pandemi ini, perjalanan Arka Kinari pun harus menjalani rapid test ketika berada di kawasan Lava Flow, Pulau Gunung Api Kepulauan Banda. Ketika lego jangkar di kawasan tersebut, seluruh awak yang berisikan delapan orang ini disambut baik oleh warga setempat dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hilman Farid.
Usai dari Banda Naira, Arka Kinari melanjutkan perjalanan ke titik jalur rempah lain di Indonesia, yakni Kabupaten Maluku Tengah, Sorong, Papua Barat, Selayar, Makassar, dan Bali.
Uniknya, dalam misi menjelajahi jalur rempah di Arka Kinari menggelar juga pertunjukan musik ketika sampai di titik yang dituju, yaitu dengan pertunjukan multimedia yang dipentaskan dari dek kapal layar klasik, menggunakan musik live dan visual sinematik.
Dalam visualnya pun memperlihatkan gambaran-gambaran perubahan iklim yang merupakan sebuah pesan agar manusia mulai peduli akan alam untuk kehidupan masa depan.
Musik yang disuguhkannya pun berupa musik elektronik kontemporer yang menggabungkan unsur nada-nada musik tradisional. Dengan menyuguhkan kesenian di atas kapal Arka Kinari diharapkan pesan atau misi yang dijalankan akan lebih tepat sasaran.
Sedikit informasi saja, Arka Kinari memiliki arti dari dua bahasa. Kata “Arka” diambil dari Latin yang berarti “menahan atau mempertahankan”. Sedangkan Kinari berasal dari bahasa Sansekerta “Kinnara” yang berarti makhluk surgawi berwujud setengah manusia, setengah burung yang pandai memainkan alat-alat musik serta penjaga pohon kehidupan.
Diharapkan, dengan menjalankan misi ini Arka Kinari mampu bertahan, kuat dan dapat mengajak penduduk dunia menjaga alam untuk keberlangsungan hidup di masa depan.