Memiliki hobi menggambar sejak masih berusia 6 tahun, ternyata menjadikan Ario Anindito sebagai sosok ilustrator, komikus, penata artistik iklan dan film ternama di Indonesia. Bekal kreativitasnya sejak kecil juga membuat ia dipercaya untuk menggarap beberapa komik penting dari DC Comics dan Marvel Comics.
Ario Anindito, pria kelahiran Bandung tahun 1984 mulai dilirik sebagai komikus berawal saat ia sering memasukkan karya ilustrasinya ke internet di tahun 2010. Karya buatannya memikat salah satu agen pencari bakat dari Italia dan agen tersebut menawarkan diri untuk menjadi manager.
Di tahun 2012, ketika sedang terlibat dalam pembuatan film “Finding Srimulat”, Ario mendapat project dari managernya untuk membuat komik “Red Hood and the Outlaw” episode 11-12 keluaran DC Comics. Ia pun mengerjakan komik tersebut di sela-sela syuting.
Dua tahun kemudian, Ario Anindito dilirik pesaing DC Comics, yakni Marvel Comics untuk bergabung. Namun, tidak semudah yang ia bayangkan, untuk menjadi bagian dari Marvel Comics, Ario harus melalui proses audisi.
Saat itu ia diminta untuk membuat contoh gambar sebanyak 5 halaman. Hasilnya, Marvel Comics tertarik oleh karyanya dan dipercaya sebagai penciler dan inker. Memasuki tahun 2017, Ario Anindito dipercaya untuk membuat storyline komik utama Marvel yang mengangkat kisah Captain America berjudul “Secret Empire”.
Dalam komik ini menceritakan kisah tentang Captain America yang merupakan agen dari Hydra melawan anggota X-Men. Selain itu, di edisi komik spesial setebal 30 halaman ini, Ario memasukan gambar kepala patung macan Cisewu di punggung karakter Deadpool.
Baru-baru ini, Marvel Comics kembali mempercayakan proyek terbarunya kepada Ario Anindito untuk menggarap komik “Star Wars: The High Republic” episode 1. Di mana dalam ceritanya, keluarga Skywalker belum dimunculkan.
Di dalam penggarapan komik “Star Wars: The High Republic”, Ario ditugaskan sebagai co-creator dan penciller bekerjasama dengan penulis asal Inggris, Cavan Scott yang pernah menulis cerita Doctor Who, Vikings dan Power Rangers. Serta inker, Mark Morales.
“Jadi istilahnya kalau di film itu, aku jadi director dan kameramen. Jadi aku yang menentukan ekspresi karakter positioning karakternya, terus aku menentukan sudut pandang yang diambil,” terang Ario kepada salah satu media online Indonesia di Amerika Serikat.
Ario Anindito pun pernah mendapatkan penghargaan di Piala Citra Pariwara 2011 kategori Animasi, Sedikit informasi saja, Ario merupakan lulusan Fakultas Arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung. Sebelum bergabung dengan DC Comics dan Marvel Comics, ia menjadi seorang freelancer berbagai perusahaan besar di Indonesia.