Sebelum maraknya olahraga bersepeda, di beberapa kota Indonesia sering menggelar perlombaan lari tingkat nasional hingga internasional. Dari gelaran tersebut, banyak terlahir atlet lari jarak jauh asal Indonesia yang berkiprah di kejuaraan lari dunia di luar negeri.
Seperti pria bernama Arief Wismoyono satu ini. Pelari gunung asal Bandung ini dikenal sebagai atlet trail run yang telah mengharumkan nama Indonesia di berbagai kejuaraan internasional.
Pertama kali, Arief Wismoyono mulai menekuni dunia trail run yaitu saat mengikuti perlombaan lari di Tangkuban Perahu tahun 2014 lalu. Meski ia belum pernah merasakan mendaki gunung, pria berusia 35 tahun ini pernah menjuarai perlombaan trail run Mesastila Peaks Challenge 2014, Magelang, Jawa Tengah.
Setahun kemudian pelari yang tergabung dalam BDG Explorer ini sukses menyabet posisi pertama di ajang Bromo Tengger Semeru 102 Ultra, Mount Rinjani Ultra 2015, Ijen Trail Run 2015 dan Mesastila Challenge and Ultra 2015.
Berkat prestasi tersebut, Arief Wismoyono disebut sebagai atlet trail run nomor satu se-Asia di tahun 2015. Pada kejuaran lari ekstrim di tahun 2016, Arief Wismoyono harus kehilangan gelar juara setelah mencoba menyelamatkan sesama pelari peserta Mesastila 5 Peaks Challenge 2016 yang terserang hipotermia.
Tidak hanya memperoleh gelar di Indonesia saja, selanjutnya Arief kembali berprestasi di ajang Clark Miyamit Falls Ultra 82 di Filipina dengan meraih posisi kedua. Perlombaan trail run internasional yang pernah diikuti Arief Wismoyono lainnya adalah Penang Eco 100 Miles 2017 di Malaysia dan Ultra Trail Koh Chang 100 di Thailand.
Sedikit informasi saja, saat mengikuti kejuaraan trail run Arief Wismoyono tercatat sebagai pengajar di Sekolah Dasar Mutiara Bunda yang terletak di kota Bandung, Jawa Barat. Ia sering mengikuti perlombaan lari jarak jauh untuk mengumpulkan dana, membantu Yayasan Intan Permata (Purwokerto) yang menangani bidang pendidikan.