Paviliun Indonesia di ajang pameran Hannover Messe 2023 menyedot perhatian para pengunjung, Sob. Pasalnya, ada angklung berteknologi pneumatik dipamerkan di Jerman. Konsep dari karya anak bangsa ini telah dikembangkan sejak 2020.
Dalam area paviliun Indonesia seluas 3000 m2, berbagai wujud pengembangan teknologi di Indonesia ditampilkan, khususnya penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur. Saat pembukaan pavillion Indonesia, disajikan pertunjukan angklung modern pneumatik yang memainkan lagu “Tanah Airku” dan “Manuk Dadali”. Hadir menyaksikan, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Dipimpin oleh programmer Darwis Nasution dan komposer Ari Parikesit, pertunjukan angklung berteknologi pneumatik ini memukau pengunjung.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menegaskan, pemerintah berkomitmen terus mendorong penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur. Langkah ini sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0 yang digagas oleh Kemenperin.
“Aplikasi teknologi seperti angklung ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa industri nasional beserta sumber daya manusianya mampu secara teknologi bersaing di pasar global,” ujar Taufiek, seperti dikutip Kontan.
Teknologi angklung modern tersebut diolah bekerja sama dengan PT. Festo Indonesia, salah satu co-exhibitor yang menjadi mitra penting dalam program Making Indonesia 4.0. Angklung ini menggunakan teknologi automation, fast switching solenoid, otot fluidic DMSP, dan toothed belt axes with recirculation ball bearing.
Otot fluidic DMSP adalah aktuator atau alat pengendali kemudi tarik yang meniru gerakan alami otot. Ia terdiri atas tabung yang dapat dikontraksi dan konektor yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan gerakan seperti pemain angklung. Perangkat ini dilengkapi dengan motor controller.
Ketika tekanan internal (pneumatic dari kompresor) diterapkan, selubung tubular meluas ke dalam arah melingkar dengan fast switching solenoid, memungkinkan untuk mengontrol pengaturan waktu urutan proses secara akurat.
Proyeksi Kemenperin
Sebagai penyokong utama peran Indonesia dalam Hannover Messe 2023, Kemenperin mencanangkan pelatihan bagi 400 orang dari industri manufaktur nasional. Kemenperin juga telah mendirikan Cyber Physical Laboratory di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, Bali untuk pendidikan dan pelatihan tenaga profesional Indonesia.
Salah satu langkah lain yang dimaksudkan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia ialah kerja sama dengan PT. Festo Indonesia. Selain berandil aktif mendukung produk inspiratif angklung modern, PT. Festo Indonesia mengembangkan dan menerapkan program kualifikasi untuk menjadi Ahli Transformasi Industri 4.0. Program ini berhasil melatih dan menyertifikasi sebanyak 160 orang dari berbagai lini industri.
Ada pula kolaborasi PT. Festo Indonesia dengan Kementerian Perindustrian mengembangkan program pelatihan bagi para guru untuk menjadi “Manajer Transformasi Industri 4.0”. Sejumlah keterampilan dan wawasan mendasar yang dibutuhkan para guru akan dibagikan dalam kegiatan ini. Secara khusus, peningkatan kualifikasi guru di politeknik dan sekolah kejuruan sangat menentukan dalam mempersiapkan guru dan siswa untuk menjadi pemain kunci Industri 4.0.
“Pemerintah dan perusahaan dalam negeri telah menyadari bahwa mereka hanya dapat berkompetisi pasar global jika memiliki tenaga kerja yang berkualitas,” ucap Hartono Indra, General Manager PT Festo Indonesia.
Secara mandiri, PT Festo Indonesia juga melebarkan jejaring kerja sama dengan beragam pihak. Senin lalu (17/4/2023), misalnya, di Hannover, Jerman telah ditandatangani perjanjian kerja sama di bidang “Pengembangan Learning System dan Medical Grade Ventilator” antara PT. Festo Indonesia dan PT. Stechoq Robotika Indonesia.
Keduanya ingin memperkuat hubungan bisnis dan berkolaborasi dalam kerja sama teknis untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama ekonomi, termasuk bidang pengembangan sistem pembelajaran dan ventilator kelas medis antara Indonesia dan Jerman.
Hubungan antardua atau lebih pelaku industri merupakan hal penting yang dapat mempercepat proses pengembangan produk inovatif. Tak hanya secara teknis, kolaborasi amat dibutuhkan guna menguatkan aspek analisis ilmiah dan penerapannya dalam industri mutakhir.
Setuju, Sob?