Lembaga The Indonesia Nederland Society (INS) bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda menganugerahi penghargaan untuk peneliti dari Indonesia dan Belanda. Pada tahun 2023, terpilih Andi Alfian, alumnus program pascasarjana prodi Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, sebagai peraih tesis terbaik.
Diumumkan pada Kamis lalu (12/10/2023), Andi berhasil menyisihkan 39 kandidat tesis dari berbagai universitas di Belanda dan Indonesia. Selanjutnya, proses seleksi menyaring menjadi lima tesis terbaik.
Lima naskah penelitian terbaik merupakan rangkuman riset-riset yang ditulis oleh dua akademisi Belanda dan tiga dari Indonesia. Mereka ialah Ana Viola Epping (dari Hanze University of Applied Sciences, Belanda), Sabrina Farah Salsabilla (IHE Delft, Belanda), Laksmita Hestirani (Universitas Indonesia), Steve Ariel Harutogu (Universitas Indonesia), dan Andi Alfian (Universitas Gadjah Mada).
Proses seleksi dilakukan oleh juri dari para ahli kedua negara, yakni Prof. Diana Suhardiman (KITLV, Leiden University), Prof. Bambang Hari Wibisono (UGM), Martin Drenth (University of Groningen), Indy Hardono (Nuffic Southeast Asia), dan Dr. Isti Hidayati (UGM).
Pemuda peraih tesis terbaik Indonesia-Belanda akhirnya diberikan kepada Andi Alfian. Dia berhasil mengungkap nilai-nilai pengetahuan dalam komunitas adat Bara dan Cindakko di Sulawesi Selatan. Buat Sobat yang pernah mempelajari ilmu sosial, tentu tidak asing dengan metodologi studi etnografi.
Judul tesis Andi yang meraih Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023 berjudul “Eco-relational Citizenship: Perspectives from Bara and Cindakko Indigenous Communities of Sulawesi, Indonesia”.
Hubungan Sosial-Ekologis
Lebih jauh, Andi pun dapat memproduksi pengetahuan terkait konsep kewargaan eko-relasional. Dalam konteks hubungan sosial, konsep ini memandang hubungan penting tak terpisahkan kewargaan masyarakat adat (sosial-politik) dengan alam yang mereka tempati (ekologis-religius).
“Sangat bangga tentunya, setelah melalui dua tahapan seleksi yang cukup ketat akhirnya terpilih sebagai pemenang penghargaan Indonesia Netherlands Thesis 2023,” ucap Andi, seperti dilansir laman Universitas Gadjah Mada.
Lewat konsep kewargaan eko-relasional, dalam tesisnya Andi mengajukan upaya untuk melampaui kecenderungan dualistik hirarkikal-antroposentrik. Penerapan kedua pandangan ini kerap memisahkan unsur manusia dan non-manusia. Sayangnya, hal ini berdampak negatif terhadap demokrasi dan lingkungan karena marak terjadi dalam realitas dan diskursus.
“Konsep kewargaan eko-relasional dari pengetahuan adat Bara dan Cindakko ini dapat mengatasi pemisahan itu dan mempromosikan kewargaan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” ucap Andi yang lulus dari pascasarjana CRCS UGM pada 31 Juli 2023.
Tesis Andi ini juga menawarkan voluntarisme, yaitu pendekatan atau strategi alternatif yang bisa digunakan untuk mengembangkan kewargaan masyarakat adat atau kewargaan eko-relasional.
Menurut Andi, semangat sukarelawan dapat mengakomodasi pengetahuan lokal dalam praktik pengembangan kewargaan masyarakat adat. Diharapkan dengan cara itu, masyarakat adat tidak tercerabut dari konteks aset yang dimilikinya.
Di sisi lain, Andi juga telah aktif menggerakkan pemberdayaan warga lokal dan pemuda. Niat ini diwujudkannya dengan mendirikan Sekolah Anak Muda (SEKAM), yakni sebuah komunitas orang muda yang anggotanya tersebar di Yogyakarta, Makassar, dan Kupang.
SEKAM berupaya memperkenalkan filsafat lokal dan pendidikan toleransi kepada generasi lebih muda. Dengan begitu, generasi muda mampu mengembangkan pemahaman tentang beragamnya pilihan hidup dan kebebasan.
Ternyata betapa mulia ya, Sobat kita satu ini! Kira-kira kalau kamu menjadi ilmuwan, bidang apa yang menarik perhatianmu, Sob?