Perkenalkan, Alfatih Timur atau yang kerap disapa Timmy. Pria kelahiran Bukittinggi tahun 1991 ini merupakan otak di balik berdirinya Kitabisa.com. Ya, platform tersebut kini telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai wadah penggalangan serta donasi online.
Salah satu alasan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mendirikan Kitabisa di tahun 2013 ini karena dirinya yakin dengan kata mutiara milik Bapak Proklamator Indonesia, Bung Hatta. “Beliau berujar bahwa jiwa masyarakat Indonesia adalah jiwa gotong royong. Jiwa gotong royong inilah yang coba saya sesuaikan dengan kemajuan zaman. Salah satu konsep gotong royong yang bisa diadopsi dari masa kini adalah crowdfunding,” ujar Timmy.
Tahun 2015 menjadi titik balik kesuksesan Timmy setelah jatuh bangun mendirikan Kitabisa. Saat itu, Kitabisa berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 7,2 miliar. “Di tahun 2014 kita mendapatkan Rp 892 juta. Jumlahnya melonjak di tahun 2015 menjadi milyar. Setelah itu, Kitabisa benar-benar menjadi rekomendasi untuk beramal atau membantu sesama,” kata Timmy. Di tahun selanjutnya, donasi yang terkumpul pada 2016 menembus hingga Rp 61 miliar. Sedangkan di tahun 2017 mencapai Rp 162,8 miliar. Menurutnya, kampanye efektif yang sering berjalan di Kitabisa adalah biaya medis untuk keluarga atau rekan.
Dari perjuangannya mendirikan Kitabisa, Timmy meraih penghargaan dari Forbes yakni Under 30 Forbes Asia 2016.