Sejak Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya di Maret 2020, tentunya banyak masyarakat yang mengharapkan badai pandemi ini segera berakhir. Belakangan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Direktur Jenderal-nya yaitu Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata.
Menurut Tedros, melansir dari Reuters, Covid-19 telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta sejak muncul pada akhir 2019, pekan lalu turun ke level terendahnya sejak Maret 2020. Lebih lanjut ia menyebutkan, “Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata,” imbuh dia.
Akhir pandemi Covid-19 yang tampaknya bakal sebentar lagi juga diamini oleh epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, akhir pandemi Covid-19 diprediksi berada di akhir tahun 2022 atau selambatnya awal tahun depan.
“Bahwa kalau saya ekspektasi estimasi optimistis akhir tahun ini paling cepat atau awal tahun depan bisa dicabut status pandeminya, dengan alasan bahwa kita melihat tren efektivitas atau manfaat dari vaksin ini sangat jelas dalam menurunkan keparahan maupun fatalitas kematian,” katanya kepada pihak detikcom, ditulis Minggu (18/9/2022).
Pandemi Covid-19 mungkin tidak hilang 100 persen namun virus yang ditularkan dari orang yang terinfeksi akan berkurang mengingat masyarakat kini sudah banyak yang mendapatkan vaksinasi hingga 3 dosis.
Naiknya jumlah vaksinasi ini membuat tren kasus Covid-19 terlihat membaik tak hanya secara nasional namun juga secara global lewat konsistennya penurunan kasus Covid-19. Berdasarkan pantauan selama lima bulan terakhir, kondisi pandemi Covid-19 di banyak negara sudah semakin membaik. Hal ini bisa dilihat jumlah pasien positif yang masuk ke ruang intensive care unit (ICU) menurun drastis. Menurut Dicky, sebagian besar imunitas sudah terbentuk di publik.
Namun meski begitu, Dicky tetap meminta masyarakat tetap memiliki kewaspadaan tinggi terutama untuk pada kelompok rawan seperti lansia hingga pengidap komorbid yang belum mendapatkan vaksinasi booster.
“Namun harus diketahui Indonesia punya kerawanan. Terutama kelompok rawan lansia komorbid, banyak yang belum mendapatkan booster, hal ini berbahaya karena varian atau subvarian baru itu efektif dan bisa membalikkan kondisinya ketika dia menginfeksi orang yang rawan dan bisa fatal, nah ini yang harus kita kejar,” kata Dick yang juga merupakan ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia.
Nantiya, status public health emergency international concern atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia seperti pandemi Covid-19 bisa dicabut jika beberapa hal terpenuhi.
Syarat tersebut antara lain, vaksinasi terus dipercepat, 80 persen dari total penduduk di dunia telah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19, pelaksanaan 5 M, dan disiplin masyarakat dunia. Namun jika masyarakat gagal, bisa saja kondisi pandemi kembali memburuk.
Ya, meskipun belum ada tanggal pasti dan resmi dari WHO kapan berencana akan mencabut status pandemi Covid-19, namun akhir badai yang meluluhlantakkan banyak masyarakat dunia tentunya sangat diharapakan cepat usai. Semoga saja ya, Sob, prediksi epidemologi dan WHO akan berakhirnya pandemi Covid-19 terjadi akhir tahun ini benar-benar terjadi.