Selain terkenal dengan oleh-olehnya, Garut juga memiliki produk dari sebuah tanaman yang tak kalah menarik, yakni minyak Akar Wangi. Ya, produksi Akar Wangi tidak hanya telah dikenal di pasar lokal saja melainkan telah tembus pasar global. Hal ini terbukti dari negara lain banyak yang telah memesan minyak yang diproduksi dari Garut.
Akar Wangi Garut merupakan salah satu tanaman yang masih satu jenisnya dengan serai dan padi. Tanaman dengan nama ilmiah Vetiveria Zizanioides, tidak hidup di sembarang tempat. Hanya beberapa negara saja yang dapat menjadi tempat tumbuhnya tanaman Akar Wangi, di antaranya Indonesia, Jamaika dan Haiti.
Untuk fungsinya sendiri, minyak yang dihasilkan dari tanaman Akar Wangi atau vetiver oil ini kerap kali dijadikan sebagai pengusir serangga, meredakan kecemasan, relaksasi otak hingga memperbaiki kualitas tidur. Indonesia khususnya, kota Garut dikenal sebagai penghasil vetiver oil terbesar di dunia
Melansir dari holtikultura.sariagri.id, minyak Akar Wangi di Garut ini pernah mencapai masa kejayaannya, yakni tahun 1970-an. Kala itu, produksi minyak tersebut bisa menghasilkan 60 ton per tahun.
Sayangnya, produksi minyak Akar Wangi ini sempat menurun. Hal tersebut dikarenakan adanya peralihan lahan pertanian sektor pertanian holtikultura. Sampai pada tahun 1985 hingga 2004 produksi minyak ini hanya menghasilkan 75 ton hingga 100 ton per tahun.
Sayangnya, beberapa tahun belakangan produksinya mulai menurun disebabkan oleh pandemi Covid-19. Rencananya, pada 2022 mendatang produksi minyak Akar Wangi ditargetkan mencapai angka 50-60 ton. Saat ini pun beberapa negara Asia dan Eropa telah banyak memesan minyak Akar Wangi dari Garut.
Perlu diketahui, selain bisa diproduksi menjadi minyak, tanaman Akar Wangi juga bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan bernilai tinggi seperti hiasan dinding bed cover, tas, peralatan ibadah, dan peralatan rumah tangga.