Kalau biasanya micin Ajinomoto ada di dapur, kini jenama penyedap masakan tersebut ada di chip semikonduktor, Sob. Baru-baru ini, tepatnya bulan Desember 2022, brand tersebut memutuskan untuk menyelami bisnis pembuatan semikonduktor. Ekspansi bisnis asal Jepang ini terbilang cukup mencengangkan!
FYI, semikonduktor adalah komponen pengantar listrik yang dibuat dari germanium, silikon, dan unsur lainnya untuk berbagai macam perangkat elektronik. Sebut saja chip laptop, ponsel hingga produk otomotif.
Dilansir Nikkei, Sabtu (3/12), saham perusahaan Ajinomoto yang diperdagangkan di bursa rupanya meroket hingga 0,9 persen atau setara Rp500.463 per lembar sahamnya. Kenaikan saham ini nggak lepas dari peran investor yang tertarik atas keputusan ekspansi bisnis perusahaan micin tersebut.
“Saham kami diburu investor karena melihat pertumbuhan bisnis,” kata Eiichi Mizutani, General Manajer Departemen Keuangan Global Ajinomoto.
Perusahaan Micin yang Sukses Ekspansi
Walau selama ini dikenal sebagai produsen micin, brand ini punya keunggulan tersendiri berkat pengalamannya, Sob. Di mana dalam produksi chip tersebut, Ajinomoto mengandalkan teknologi asam amino yang juga digunakan untuk membuat penyedap rasa. Ajaib!
Meski produksi chip semikonduktornya ini masih ‘fresh graduate’, Ajinomoto sudah melakukan diversifikasi bisnisnya di luar segmen makanan sejak lama. Bahkan bisnis non-makanannya sudah berkontribusi untuk perusahaan sebanyak 40 persen. Terbanyak adalah penjualan chip semikonduktor, Sob, yakni 60 persen penjualannya dari luar negeri.
Berkat bisnis non-makanan ini, Ajinomoto mencatatkan lonjakan laba hingga 83 miliar yen. Hal ini dinilai sebagai kemajuan bagi perusahaan di tengah lonjakan bahan baku.
“Mereka memperkuat portofolio bisnis mereka dengan meninggalkan bisnis produksi nutrisi hewan yang tidak menguntungkan,” jelas Satoshi Fujiwara, analis riset di Nomura Securities.
Sebagai tambahan informasi, Ajinomoto sempat berjaya dengan rekor saham tertinggi di tahun 1987. Saat itu mereka baru saja merilis obat antikanker Lentinan. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang kebetulan hits selama epidemi HIV AIDS.
Namun harga saham mereka kemudian menurun hingga 625 yen pada Maret 2009 karena jebloknya industri asam amino. Perusahaan tersebut akhirnya mengalami kerugian bersih 30 persen dari laba operasinya.
“Ekspansi ke industri bahan pembuatan chip semikonduktor ini, dengan menggunakan kembali teknologi asam amino andalannya. Itu juga mengembangkan segmen biofarmasi,” tulis Nikkei mengulas ekspansi bisnis Ajinomoto, dikutip Minggu (4/12).
Namun karena ekspansi ke produksi non-makanan, saham mereka meroket hingga 24 persen hingga akhir tahun 2021 lalu.