Siapa yang tidak ingin terlibat dalam proyek membuat satelit hingga bergabung dengan perusahaan besar seperti SpaceX? Tentunya impian itu merupakan keinginan besar dari sebagian orang di dunia. Ya, bisa bergabung dengan tim proyek SpaceX menjadi kehormatan bagi siapapun termasuk pria asal Indonesia bernama Ajie Nayaka Nikicio.
Pria yang biasa disapa Ajie mengikuti proyek pembuatan Satelit Galassia. Proyek tersebut diikutinya semasa ia masih menjalani pendidikan sarjana di National University of Singapore (NUS). Hebatnya, proyek ilmiah dengan biaya mencapai ratusan ribu dolar Amerika Serikat ini berhasil diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, India.
Peluncuran satelit kecil Galassia ini tercatat mampu mencapai target dengan jarak 550 km di atas permukaan laut. Proyek peluncuran Satelit Galassia sendiri diketahui membutuhkan waktu (riset) selama tiga tahun.
Setelah menyelesaikan proyek tersebut, Ajie melanjutkan pendidikannya pada jenjang S2 di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada saat mengenyam S2 tersebut, ia mendapat kesempatan untuk terlibat dalam sebuah proyek kompetisi yang diselenggarakan oleh perusahaan ternama milik Elon Musk, yakni SpaceX.
Tujuan dari kompetisi tersebut yaitu membuat prototype teknologi Hyperloop paling cepat. Teknologi Hyperloop merupakan teknologi dalam pembuatan kereta super cepat di dalam terowongan vakum. Kecepatan dari kereta tersebut bisa mencapai 1000 km/jam, melebihi kereta peluru buatan Jepang yang mampu melesat hingga 320 km/jam.
Pada 2019, Ajie terpilih menjadi Lead Electrical Engineer dalam proyek Hyperloop Pod Competition. Ia dan tim berhasil membawa pulang gelar Innovation Award setelah menciptakan teknologi Air Bearing yang melayangkan kereta menggunakan semburan udara.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada Juni 2021, Ajie telah menyelesaikan pendidikannya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan memperoleh gelar Master in System Design and Management.
Pada kesempatan ini Ajie juga berpesan kepada generasi muda yang tertarik belajar dan menekuni industri space atau antariksa, untuk mulai mempelajari dasar-dasar ilmu antariksa seperti teknik elektro, teknik mesin, dan teknik informatika.
Bagi yang tidak memiliki dasar di bidang teknik, Ajie mengatakan peluang untuk bergabung di dunia antariksa masih besar. Pasalnya, industri ini sama seperti industri pada umumnya, banyak membutuhkan ahli di bidang bisnis, marketing, human resource development, hukum, desain grafis, dan lain sebagainya.
Dikarenakan industri antariksa di Indonesia masih muda, Ajie juga menyarankan untuk turut terjun dalam bidang kewirausahaan guna memajukan industri tersebut.