Sosok Ardian Syaf di dunia komik Indonesia memang sudah tidak asing lagi di telinga. Pria kelahiran Tulungagung, 13 Januari 1980 ini dikenal sebagai ilustrator Majalah Bobo. Selain itu, ia juga telah bekerja untuk DC Comics, Marvel Comics dan Dynamite Entertainment.
Ketertarikannya pada komik diawali saat usia belia, ketika ia pertama kali dibelikan komik oleh ayahnya. Ia mengagumi sosok Hermann Huppen, seorang komikus asal Belgia yang menjadi inspirasi atas karya-karyanya.
Awal karir komik profesional Ardian Syaf di dunia komik sendiri dimulai di tahun 2007. Saat itu ia bekerja di penerbit Dabel Brothers Production untuk mengilustrasikan The Dresden Files. Setahun kemudian, karya Ardian berjudul Welcome to the Jungle masuk nominasi untuk penghargaan Hugo Awards untuk kategori Best Graphic Story.
Setelah itu, ia kemudian bergabung dengan agensi asal Spanyol bernama Utopia Studio. Di bulan Maret 2009, ia dipercaya membuat sketsa untuk komik X-Men: Manifest Destiny: Nightcrawler #1 bersama komikus ternama lainnya, Jorge Molina.
Tak lama berselang, tepatnya pada Juli 2009, ia menggarap ilustrasi komik Captain Britain #13 and MI13 #14 bersama Leonard Kirk. Sementara karyanya untuk DC Comics berjudul “The Origin of Congorilla” dengan penulis naskah Len Wein, muncul pada Justice League: Cry for Justice #1.
Melihat hasil karya yang memuaskan, Ardian Syaf pun diminta untuk membuat ilustrasi komik Justice League of America (vol.2) #34 pada Agustus 2009. Namun sayangnya, karya ini mendapat kritik tajam dari pecinta komik DC.
Di tahun 2017, karir Ardian Syaf sebagai komikus dinilai telah selesai, setelah ia melakukan kesalahan yang cukup fatal dengan memberikan pesan tersembunyi di komik X Men Gold. Atas kesalahan tersebut, komikus dunia asal Tulungagung ini pun meminta maaf atas perbuatannya melalui akun Facebook pribadinya.
Seperti yang dikutip beberapa media online di Indonesia, Ardian Syaf menulis: “Halo dunia .. karir saya sudah berakhir sekarang. Inilah konsekuensi dari perbuatan saya, dan saya menerimanya. Tolong jangan ada kecaman, debat atau kebencian lagi. Saya harap semuanya berdamai,” tulis Ardian di Facebook yang kini telah menghilang.