Jawa Barat merupakan salah satu daerah dari Suku Sunda. Daerah ini cukup memiliki ragam kesenian, tradisi, adat istiadat, dan kerajinan tangan yang unik dan menarik.
Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, pada tahun 2021 ini terdapat beberapa budaya dari Tanah Pasundan yang termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Terutama yang di bawah ini, seperti:
1. Jipeng
Pernahkah kamu mendengar kesenian yang satu ini? Jipeng merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Konon kesenian ini telah terbentuk sejak tahun 1923. Biasanya seringkali menjadi bagian dari proses kegiatan yang dilakukan di rumah dan sawah milih kasepuhan.
Tidak hanya itu Jipeng terdiri dari dua alat musik tradisional, yaitu ketuk tilu/kliningan, dan tanji/tanjidor yang dipadukan dengan topeng (sandiwara sunda). Dari dua kesenian tersebut yang telah ada dan sering sering dimainkan dalam Kasepuhan Ciptagelar adalah tanji.
2. Nyuguh
Salah satu prosesi yang telah dilaksanakan masyarakat Kampung Adat Kuta secara turun-temurun adalah Nyuguh. Tradisi ini diadakan setiap tanggal 25 Safar di setiap tahunnya. Tahukah kamu, tradisi Nyuguh dilaksanakan sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah.
Puncak acara dalam tradisi terebut adalah saat mengarak tandu yang berisikan makanan. Masyarakat setempat menyebutnya dengan mengarak dongdang. Adapun makanan dalam tandu tersebut biasanya berisikan hasil bumi Kampung Kuta seperti ketupat dan sejenisnya.
3. Merlawu
Merlawu merupakan salah satu upacara adat yang dilakukan oleh warga Ciamis, Jawa Barat, khususnya di Desa Kertabumi dan Desa Wanasigra. Masyarakat yang melakukan tradisi Merlawu kerap melangsungkan ziarah ke makam dengan tujuan mengingat jasa para leluhur mereka.
Nilai yang terkandung di dalam tradisi ini sukses mencuri perhatian khalayak umum hingga pada akhirnya dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemdikbud untuk Desa Kertabumi. Sedangkan tradisi Merlawu di Desa Wanasigra dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Provinsi Jawa Barat dan segera menyusul diresmikan WBTB oleh pemerintah Indonesia.
4. Batik Dermayon
Di daerah Indramayu, tepatnya di Desa Paoman terdapat sebah batik khas yang termasuk ke dalam warisan tak benda dari Jawa Barat. Batik tersebut bernama Batik Dermayon.
Proses pembuatan batik ini pun masih sangat tradisional, yakni menggunakan canting, gawangan, kompor, baj pencelupan, plorodan, camplangan dan cap sehingga mengeluarkan batik tulis dan batik cap. Yang menariknya lagi, untuk mewarnai batik tersebut menggunakan malam, zat warna dan terakhir kain (mori, sutera).
5. Payung Geulis
Siapa yang pernah melihat jenis payung unik ini? Seperti namanya payung tersebut diberi nama dengan Payung Geulis. Penamaan payung ini diambil dari bahasa Sunda, “Geulis” yang berarti cantik atau “payung yang cantik. Biasanya, Payung Geulis ini banyak ditemukan di daerah Tasikmalaya.
Jangan salah, payung ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, lho. Uniknya kerangka Payung Geulis terbuat dari bambu dan tudungnya terbuat dari kertas semen. Namun, saat ini sudah berubah jadi bahan yang terbuat dari kain. Untuk mempercantik payungnya, para pengrajin pun tidak lupa menambahkan motif. Kebanyakan motif yang digunakan adalah bunga.
6. Tari Cepet Sukabumi
Jika berdasarkan sejarah, kesenian ini berasal dari sekelompok masyarakat Jawa Tengah dengan jumlah kurang lebih 200 orang yang dibuang oleh Belanda di daerah hutan Kabupaten Sukabumi pada tahun 1935.
Kala itu kondisi hutan yang masih berisi berbagai binatang buas dan makhluk halus membuat para sekelompok masyarakat tersebut tidak nyaman untuk tinggal. Oleh karena itu, mereka menciptakan sebuah ritual bernama upacara Ngabungbang.
Dari upacara tersebut terciptalah Tari Cepet Sukabumi dengan jumlah 12 penari laki-laki yang mengenakan cepet atau topeng. Kini tarian tersebut masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda dari Jawa Barat.
7. Angklung Dogdog Lojor
Alat musik tradisional ini terdiri dari dua nama, yakni dogdog dan lojor. Dogdog merupakan alat musik yang ketika dipukul akan berbunyi “dog dog”, sedangkan lojor artinya panjang. Dahulu alat musik tradisional ini kerap kali dipertunjukkan dalam acara-acara adat Sunda.
Namun, kini sering juga ditampilkan dalam berbagai acara seperti pernikahan, keselamatan setelah membangun rumah, dan lain sebagainya.