Fakta Gunung Salak sebagai gunung yang tak asing lagi bagi wilayah Jawa Barat tentunya sudah pasti. Namun, bagaimana dengan fakta-faktanya yang lain? Gunung yang secara geografis terletak di wilayah Bogor dan Sukabumi dengan ketinggian 2.211 mdpl ini kerap kali menjadi perbincangan masyarakat.
Diketahui, sejak tahun 2003, gunung ini dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Gunung yang populer di Jawa Barat ini sendiri memiliki berbagai fakta unik dan menarik untuk dibahas. Merangkum dari berbagai sumber, berikut fakta Gunung Salak:
Masuk dalam Gunung Berapi yang Aktif
Hingga saat ini, Gunung Salak masih tercatat sebagai salah satu gunung yang aktif di Indonesia. Gunung Salak sendiri pernah meletus sebanyak 7 kali sejak tahun 1600-an hingga 1900-an. Terakhir kali meletus pada tahun 1938 berupa erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri. Sedangkan pada tahun 1966 merupakan erupsi terbesar yang terjadi.
Jalur Pendakian Gunung Salak
Terdapat 7 puncak di Gunung Salak, salah satunya yang tertinggi disebut Puncak Salak I dengan tingginya 2.211 mdpl. Puncak tersebut diketahui jarang dikunjungi oleh wisatawan karena dianggap angker dan memiliki medan yang sulit dilalui. Namun, masih ada 4 puncak lain yang bisa dipilih untuk didaki. Di antaranya jalur pendakian Ajisaka dengan perjalanan 140 menit, Cidahu 90 menit, Pasar Rengit 70 menit, dan Cimelati 120 menit.
Memiliki Banyak Curug
Pesona alam Gunung Salak tetap tak bisa terlewatkan meskipun kerap dianggap angker. Apalagi keindahan curug-curugnya yang luar biasa. Dalam Gunung Salak terdapat beberapa curug, di antaranya Curug Cigamea, Curug Seribu, Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Curug Nangka, Curug Luhur, dan lainnya. Saat akan menuju curug pun banyak pemandangan hutan asri yang disuguhkan dan dapat dilihat sepanjang perjalanan.
Dipercaya Sebagai Gunung yang Angker
Gunung Salak sempat dianggap sebagai gunung terangker oleh masyarakat di Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan banyaknya para pendaki yang hilang dan meninggal dunia saat mendaki puncak Gunung Salak. Bahkan, peristiwa mistis kerap terjadi di gunung tersebut menurut warga setempat. Banyak pula penduduk yang percaya bahwa lereng Gunung Salak dijaga oleh makhluk gaib. Makhluk tersebut dipercaya adalah seorang raja paling terkenal sepanjang zaman berwujud Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Pantangan yang Terdapat di Gunung Salak
Gunung Salak memiliki beberapa pantangan yang tak boleh dilanggar ketika dikunjungi. Seperti memetik bunga anggrek sembarangan dan menanyakan keberadaan buah salak di Gunung Salak. Hal itu disebabkan, nama Gunung Salak berasal dari bahasa sansekerta ‘Salaka’ yang memiliki arti perak sehingga berarti ‘Gunung Perak’ bukan berasal dari buah salak.
Kaya Akan Flora dan Fauna
Gunung Salak menjadi wilayah yang kaya akan keaneragaman flora dan fauna dengan vegetasi hutan lebat yang dimiliki. Salah satu flora yang paling terkenal adalah tanaman anggreknya. Anggrek di sana memiliki banyak jenis yang eksotis, tumbuh merata dan tersebar di seluruh bagian Gunung Salak.
Kawasan Gunung Salak juga menjadi rumah yang nyaman bagi banyak fauna. Dengan kondisi hutan yang lembab dan jarang dijamah manusia, ada banyak reptil seperti ular ular sanca kembang, ular siput dan ular tangkai. Selain binatang reptil, terdapat juga katak pohon, ayam hutan merah, bunglon, burung kuda dan lainnya. Beberapa fauna yang termasuk langka misalnya adalah macan tutul, owa jawa, surili dan juga elang jawa.
Wilayah Maut untuk Dunia Penerbangan
Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak pastinya tak dapat dilupakan. Pesawat yang membawa penumpang sebanyak 54 orang tersebut mengudara di atas Gunung Salak. Namun, pesawat menghilang tiba-tiba di radar dan hilang kontak. Naasnya pesawat tersebut menabrak salah satu dinding gunung yang terjal.
Pesawat itu pun langsung hancur berkeping-keping karena melaju dengan kecepatan ratusan kilometer per jam sehingga tak ada satu pun penumpang yang selamat dalam peristiwa maut tersebut. Bagi dunia penerbangan, kawasan tersebut dianggap maut dan tidak boleh dilalui. Korban Sukhoi di Gunung Salak adalah salah satu dari sekian banyak kejadian pesawat atau helikopter jatuh di wilayah ini. Berdasarkan penelitian, seringnya kabut muncul secara tiba-tiba adalah penyebab utama musibah penerbangan di gunung Salak.