Agama merupakan suatu keyakinan yang dianut oleh seseorang untuk membawanya ke arah yang lebih baik. Indonesia sendiri mengenal 6 agama yang telah diakui, diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Namun, jauh sebelum agama yang kini diakui di Indonesia ada, terdapat keyakinan di Indonesia yang dianut oleh nenek moyang, loh. Bahkan sampai saat ini masih ada orang-orang yang memeluk keyakinan tersebut. Penasaran dengan keyakinan di Indonesia yang dianut oleh nenek moyang terdahulu? Simak di sini, Sob!
1. Sunda Wiwitan
Sunda Wiwitan adalah keyakinan yang memuja roh nenek moyang yang meyakini Tuhan tetaplah satu. Keyakinan ini memiliki satu Tuhan yang disebut Sang Hyang Kersa.
Pada dasarnya, Sunda Wiwitan dianut oleh masyarakat Sunda sejak ratusan tahun lalu. Bahkan jauh sebelum Hindu dan Budha masuk ke Indonesia. Dalam perkembangannya, beberapa tradisi terpengaruh unsur Hindu, dan Islam.
Lalu apakah saat ini masih ada masyarakat Sunda yang menganut keyakinan ini? Tentu ada, Sobat, namun hanya di beberapa wilayah saja. Kamu bisa menemukan keyakinan ini di Kanekes, Banten; Kampung Naga, Cirebon; dan Cigugur, Kuningan.
2. Kaharingan
Kaharingan merupakan keyakinan yang berasal dari Kalimantan, tepatnya Suku Dayak. Keyakinan ini mengajarkan Ketuhanan yang Maha Esa disebut dengan Ranying Hatalla. Hingga akhirnya pada 1980, Kaharingan dimasukkan dalam agama Hindu karena pemerintah menilai persamaan dari keduanya.
Walaupun demikian, tetap ada beberapa tradisi asli Kaharingan yang nggak bisa disamakan dengan agama Hindu. Misal, di dalam Kahirangan ada peribadatan yang disebut Balak Basarah.
3. Kejawen
Kejawen merupakan kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat Jawa. Uniknya, banyak masyarakat Jawa yang masih menganut kepercayaan ini. Menurut penganut Kejawen, keyakinan ini bukanlah sebuah agama melainkan kepercayaan di Tanah Jawa yang memiliki beberapa lelaku sebagai ciri khas dari agama.
Perlu diketahui, kepercayaan Kejawen mengajarkan untuk melaksanakan empat hal wajib semasa hidup. Pertama, masyarakat Jawa harus menjadi rahmat bagi dirinya sendiri. Kedua, memiliki rahmat bagi keluarga. Sedangkan ketiga dan ke-4, penganut Kejawen harus percaya bahwa manusia sebagai rahmat untuk sesama maupun alam semesta.
4. Ugamo Malim
Dahulu di Kawasan Danau Toba ada sebuah agama bernama Ugamo Malim. Keyakinan ini dianut oleh nenek moyang Suku Batak sejak 800 tahun lalu. Berbagai sumber menyatakan bahwa keyakinan ini memiliki kesamaan dengan ajaran Yahudi, loh.
Keyakinan yang disebut Parmalim ini menyebut Tuhan sebagai Debata Mula Jadi Na Bolon. Artinya adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta, Bumi, manusia, dan sekitarnya. FYI, saat ini ada 35 generasi Suku Batak yang masih menganut keyakinan ini.
5. Marapu
Bernama Marapu, keyakinan ini diajarkan pada masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur untuk melakukan pemujaan terhadap nenek moyang yang telah lebih dahulu meninggal dunia.
Bagi orang yang menganut Agama Marapu, mereka meyakini bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan akhir zaman hidup mereka kekal di sebuah dunia yang dikenal dengan Prai Marapu.
6. Towani Tolotang
Di urutan terakhir ada kepercayaan Towani Tolotang yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Keyakinan ini mengajarkan untuk menyembah sesuatu yang tak tampak atau biasa disebut Dewata Sewae.
Akan tetapi, pada tahun 1996 silam pemerintah menolak adanya kepercayaan ini di Indonesia dan hanya mengakui 5 agama yang sah. Oleh karena itu, kini penganut Towani Tolotang menggolongkan dirinya sebagai penganut agama Hindu.
Beberapa keyakinan di Indonesia tadi menjadi pertanda bahwa leluhur kita memiliki sejarah yang fantastis terhadap kepercayaan yang dianut. Walau beberapa penganut keyakinan mulai menyurut, tapi deretan keyakinan di Indonesia tadi menjadi bukti bahwa khazanah kepercayaan di Indonesia begitu kaya. Jadi sama-sama tahu, sama-sama paham Sampaijauh, nih, Sob!