Sobat cinephile, pernah nggak punya pengalaman buruk dirundung di sekolah? Atau pernahkah kamu dihukum guru karena berbuat sesuatu yang tidak pantas? Sebagian dari cerita semasa sekolah akan bisa kamu simak dalam film terbaru berjudul Budi Pekerti.
Karya film panjang dari sutradara Wregas Bhanuteja ini mengangkat kisah seputar tokoh bernama Prani, seorang guru bimbingan konseling di sebuah sekolah menengah pertama di Yogyakarta. Disapa Bu Prani (diperankan oleh Sha Ine Febriyanti), dia dikenal sebagai pengajar yang tegas dan disiplin dalam menerapkan kejujuran.
Watak ketegasannya itu malah jadi bumerang baginya. Suatu kali, Prani menegur dengan sopan seorang calon pembeli kue putu—jajanan di sebuah pasar tradisional. Prani keberatan dengan perilaku seorang lelaki yang ketahuan ingin menyerobot urutan antrean pembeli. Namun, tegurannya malah berbalas cercaan, tudingan, hingga bergulir menjadi percekcokan.
Kejadian itu singkat, tapi terekam kamera ponsel beberapa orang di pasar. Video rekamannya lantas menjadi viral setelah tersebar di media sosial. Prani lantas telanjur dianggap tidak mencerminkan pribadi seorang guru. Imbasnya, dia, suami, dan kedua anaknya mendapat perundungan dan penghakiman warganet.
Lalu apa saja keunikan film Budi Pekerti yang sayang bila dilewatkan? Ini dia daftarnya, Sob.
Penyutradaraan Detail dan Jitu
Wregas Bhanuteja menggulirkan cerita yang berpusat di sebuah keluarga Bu Prani dengan menyodorkan karakter tokoh beragam. Didit, suaminya, adalah seorang ayah yang tertekan mentalnya akibat kegagalannya berbisnis semasa pandemi Covid-19. Dia menjadi sosok kepala keluarga yang inferior.
Praktis, Prani mengemuka sebagai ibu rumah tangga dan guru yang dipaksa keadaan untuk mendukung pemulihan suaminya.
Kedua anak mereka, Muklas dan Tita, dihadirkan punya ruang aktivitas dan keasyikannya sendiri. Seorang pembuat konten, dan musisi yang melontarkan kritik sosial melalui grup musiknya.
Dalam memimpin keempat aktor pemeran utama tersebut, Wregas memahami betul cara seperti apa mengarahkan pemeran untuk setiap adegan.
Begitu pun bagi pemeran pendukung lainnya tak luput untuk digarap detail mencakup perubahan alur antarbabak, adegan, juga perkembangan kisah.
Cerita Mengangkat Budaya Pendidikan
Sobat bakal diperkenalkan dengan kata “refleksi”. Sebutan yang dipakai Prani untuk memberikan sanksi kepada murid-murid nakal di sekolah. Ada beragam refleksi sebagai cara yang diterapkannya untuk masing-masing siswa bermasalah.
Kamu bakal terpukau dengan trik yang dilakukannya, bahkan mungkin menaruh apresiasi terhadap sosok Prani. Meskipun begitu, pertumbuhan cerita akan membuatmu berpikir ulang: Prani ternyata bukanlah guru yang selalu benar. Prani juga manusia.
Konteks Cerita Keluarga Jawa
Seperti diungkapkan Wregas saat konferensi pers pemutaran perdana film ini, Senin (30/10/2023), sedikitnya ada 40 tempat di Yogyakarta menjadi lokasi syuting film Budi Pekerti.
Salah satunya ialah sebuah SMP tempat di mana Wregas dahulu bersekolah.
Daftar 17 nominasi piala citra FFI untuk film Budi Pekerti
@festivalfilmid @budipekertifilm pic.twitter.com/RObQRM5eIw
— Wregas Bhanuteja (@Wregas) October 15, 2023
Sutradara kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1992 ini adalah putra yang dekat dilingkupi kultur masyarakat Yogyakarta. Kisah dan sosok tokoh-tokoh di film ini dipengaruhi pengalaman masa kecil Wregas. Nggak sekadar tempelan, spot-spot terpilih di Yogyakarta yang muncul di film ini memperkuat realitas persoalan aktual yang diungkapkan dalam cerita Budi Pekerti.
Menyingkap isu populer tentang hoaks
Informasi yang belum pasti kebenarannya atau hoaks jadi sajian penting yang berkesan ingin ditekankan film ini. Video viral yang berkembang meluas dan terbelokkan menjadi meme, video kocak, dan beragam kabar miring memojokkan Prani, juga Muklas, Tita, dan seorang murid Prani.
Betapa berbahayanya sebaran konten hoaks di media sosial dan halaman pencarian dideskripsikan dengan menajamkan efek buruknya.
Sobat seakan diundang untuk mendalami sejauh apa dampak buruk hoaks di tengah masyarakat kita yang kurang kritis dan cenderung daya literasinya rendah.
Beragam Inovasi Penceritaan
Sebagai pengingat, Wregas sebelumnya menyutradarai film panjang bergenre drama thriller berjudul Penyalin Cahaya (2021). Film ini diganjar Piala Citra untuk sejumlah kategori, termasuk sutradara terbaik dan film cerita panjang terbaik.
Seperti Penyalin Cahaya, produksi film panjang kedua Wregas ini menyajikan kebaruan, baik secara ide cerita maupun teknik audio-visual. Lagi-lagi bukan sekadar tempelan atau cuma pemanis, sejumlah properti dan set dalam pengadeganan membangun mutu dan pesan cerita yang utuh.
Selain penggunaan masker yang menandai masa pandemi Covid-19, ada pemakaian ring light sebagai alat yang populer belakangan ini. Sobat bakal penasaran dengan penyampaian kisah dalam bahasa audio dan visual film Budi Pekerti yang menyajikan inovasi, terasa fresh, dan unik. Dapat diduga, karena kebaruan itulah Budi Pekerti berhasil menyabet 17 kategori nominasi di Festival Film Indonesia 2023.
Kamu bisa membuktikan deretan keunikan film Budi Pekerti itu di bioskop mulai 2 November 2023.