Beberapa waktu belakangan ini, kita ketahui tak hanya harga komoditas saja yang naik di Indonesia. Namun, secara mengejutkan untuk pertama kalinya sejak November 2018 silam, Bank Indonesia kembali menaikan suku bunga acuan. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dihelat pada 22-23 Agustus lalu, BI resmi yang menaikan suku bunga acuan menjadi 3,75%. Lalu, adakah dampak kenaikan suku bunga ini terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat nantinya?
Sebelum membahas dampak, perlu diketahui bahwa alasan BI menaikan suku bunga acuan menurut penjelasan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo ialah untuk langkah pre-emptive dan forward looking dalam memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan volatile food.
“(Kenaikan untuk) memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat,” tutur Perry, dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).
Tentunya dengan naiknya suku bunga acuan ini memberikan dampak terutama bagi masyarakat sebagai konsumen. Kira-kira apa saja, ya?
Biaya Berusaha Semakin Mahal
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan bahwa kenaikan suku bunga BI akan ikut mengerek suku bunga simpanan dan pinjaman perbankan. Nah, naiknya suku bunga pinjaman juga akan berdampak pada pengusaha hingga UMKM yang berusaha dan meminjam modal dari bank.
Cicilan KPR dan Kredit Lebih Mahal
Kenaikan suku bunga BI tak hanya berdampak pada pengusaha namun juga kepada konsumen yang memiliki kredit konsumsi. Bagi yang punya cicilan KPR hingga kredit kendaraan bermotor bisa berpotensi bertambahnya cicilan jadi lebih mahal.
Kinerja Industri Manufaktur Terhambat
Ternyata kenaikan suku bunga BI tak hanya berdampak pada sektor keuangan, properti KPR hingga UMKM namun juga sektor besar seperti industri manufaktur. Kalangan pengusaha manufaktur mengkhawatirkan kenaikan suku bunga pinjaman sektor riil bisa ganggu kinerja manufaktur yang juga tengah terhimpit overhead cost dari faktor-faktor seperti harga komoditas global, impor bahan baku, logistik, dan lain-lain.
Menekan Inflasi
Meski kenaikan suku bunga bisa membebankan pada pinjaman dan cicilan di bank, namun juga ada lho sisi positifnya. Kenaikan suku bunga bisa menekan inflasi sehingga suku bunga bisa memberikan menekan inflasi sehingga harga-harga bisa terjangkau. Dengan inflasi yang terjaga, maka daya beli rumah tangga juga terjaga.
Rupiah Menjadi Kuat Terhadap Dolar
Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan keputusan BI menaikkan suku bunga acuannya membantu mendorong penguatan rupiah sore kemarin dari Rp14.900-an menguat sampai Rp 14.837 per dolar AS. Tentunya hal ini membuat tekanan terhadap rupiah semakin berkurang.