Dalam upaya melawan penjajah sebelum Nusantara merdeka, penduduk pribumi menggelorakan semangat juang dengan beragam teknik dan cara. Sebagian kaum terpelajar bernegosiasi untuk menemukan kesepakatan damai. Namun, pejuang di akar rumput menggunakan cara tempur tak kenal takut. Ada 5 alasan penggunaan senjata bambu runcing sederhana justru bikin bangsa kolonial jadi keder.
Menyambut peringatan ulang tahun kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, simak serba-serbi atau kisah menarik yang bisa membuatmu terkenang dengan #Semangat45 para pahlawan. Setuju, Sobat?
Bambu runcing adalah perangkat kecil yang tak terpisahkan dari perang kemerdekaan. Di tengah perkembangan taktik penjajah yang cenderung canggih dengan alat modern, senjata dari bilah bambu sepintas mata tampak kalah saing.
Namun, bambbu runcing menjadi salah satu pilihan persenjataan yang realistis kala itu. Selain mudah dibuat, penggunaannya pun juga lebih gampang daripada alat berperang lainnya. Keberadaan bambu runcing sebagai senjata khas Indonesia ternyata menyimpan sejumlah fakta menarik. Cek di sini, Sob, apa saja 5 alasan yang membuat bambu runcing ditakuti Belanda.
-
Identitas Perang Kemerdekaan
Jika Sobat bertanya ke orangtua atau kakek-nenek, pasti mereka akan menyebut-nyebut bambu runcing sebagai senjata tradisional yang akan selalu dikenang. Terbuat dari sebatang bambu dengan dilancipkan ujung atasnya, bambu runcing menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Coba deh Sob, perhatikan, dalam film-film dokumenter perjuangan kemerdekaan Indonesia selalu saja ada bambu runcing yang digunakan oleh tentara rakyat. Hal ini karena bambu runcing layaknya sebuah identitas perjuangan kemerdekaan. Bagi sebagian kalangan pun dikenal anekdot: ingat bambu runcing, maka ingat perang kemerdekaan.
-
Ditakuti Pasukan Belanda
Seorang musuh yang terkena tusukan bambu runcing tidak akan mati saat itu juga. Sebaliknya, kematiannya bisa berhari-hari kemudian, bahkan berbulan-bulan.
Meski bukan senjata mematikan seperti senjata api, kesaktian bambu runcing justru amat menakutkan bagi tentara Belanda. Bila terkena letusan senjata api, seseorang yang terluka bisa langsung diobati.
Tertusuk bambu runcing membuat musuh terpaksa merasakan sakit luar biasa sebelum kematiannya. Hal seperti inilah yang justru lebih menyakitkan ketimbang tewas seketika jika tertembak atau terkena bom. Inilah satu dari 5 alasan mengapa bambu runcing begitu mengerikan bagi penjajah.
Terlebih lagi, kuman-kuman atau racun dapat sengaja ditempelkan pada ujung bambu runcing. Bila mengenai musuh, bambu runcing beracun akan sangat menyakiti dan bisa menimbulkan luka dengan infeksi parah.
-
Dipakai Jepang untuk Melawan Tentara Sekutu
Pada zaman pendudukan Jepang, bambu runcing dikembangkan sebagai senjata untuk menghadang payung musuh tentara sekutu. Kala itu, senjata ini dikenal dengan sebutan takeyari.
Jepang kudu bersiaga menghadang serangan payung yang terjun dari udara. Maka, laki-laki dan perempuan pribumi dilatih langsung oleh tentara Jepang untuk menggunakan takeyari. Penggunaan bambu takeyari dibarengi pekikan suara keras dan teriakan kemarahan. Saat Jepang kian terdesak oleh tentara sekutu, warga lokal Nusantara makin giat dipaksa berlatih.
Di akhir masa penjajahan Jepang, Namun, bambu runcing seakan jadi bumerang bagi tentara Jepang karena bambu runcing digunakan oleh pejuang kemerdekaan Tanah Air melawan mereka.
Meski berstatus pasukan perang, Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebenarnya tidak memiliki senjata api di sakunya. Maka bersama rakyat biasa, mereka melawan tentara Jepang menggunakan bambu runcing.
-
Punya Banyak Kelebihan
Sifat bahannya yang ringan dan mudah disembunyikan membuat bambu runcing efektif untuk menghadapi musuh. Meskipun hanya terbuat dari bilah-bilah bambu, ia tidak dapat dideteksi oleh metal detector. Ini sangat menguntungkan bagi pergerakan pasukan yang akan mendekati lawan.
Selain itu, bambu runcing juga tidak memiliki bunyi bila digunakan. Hal ini akan sangat menguntungkan untuk siasat perang gerilya. Jika menggunakan senjata api, bunyinya bisa saja menarik perhatian pasukan musuh menuju ke tempat bunyi tersebut berasal.
Penggunaan senjata api berbahaya karena dapat menimbulkan perang besar. Berbeda dengan itu, memakai bambu runcing dapat membunuh seratus pasukan musuh tanpa mudah diketahui anggota pasukan yang lain.
-
Monumen Bambu Runcing, Dibuat Untuk Mengenang Jiwa Patriotisme
Untuk mengenang perjuangan kemerdekaan Indonesia, tak sedikit pemerintah kota turut membangun monumen yang menampilkan bambu runcing di sudut-sudut kotanya. Monumen Bambu Runcing di Jalan Panglima Sudirman, Surabaya, Jawa Timur, misalnya. Bagi arek Suroboyo, bambu runcing jadi simbol patriotisme untuk menegakkan kedaulatan bangsa di zaman kolonial.
Kalau sekarang, menurutmu senjata apa yang tepat untuk mengatasi serangan lawan? Selamat menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia!