Stasiun kereta tertua di kota Padang, Sumatera Barat, Stasiun Pulau Aie (Pulo Aie) kembali beroperasi mulai Rabu (10/2/2021), setelah 44 tahun dinonaktifkan. Pengaktifan kembali stasiun tertua di Ranah Minang ini disambut baik oleh masyarakat setempat.
Seperti yang diungkapkan Kepala Humas PT.KAI Divre II Sumatera Barat, Ujang Rusen Permana, jika Stasiun Pulau Aie akan terhubung ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
“Hari ini stasiun ini beroperasi kembali. Kereta Minangkabau Ekspress yang semula melayani rute Bandara Internasional Minangkabau – Padang diperpanjang jadi BIM-Pulau Aie,” jelas Ujang Rusen Permana di kota Padang.
Alasan PT.KAI mengaktifkan stasiun tertua di kota Padang ini karena stasiun Pulo Aie merupakan cagar budaya yang memiliki nilai strategis, dan memberikan kemudahan bagi wisatawan yang mendarat di BIM untuk mengakses objek wisata yang ada di kota Padang.
Diketahui, Stasiun Pulau Aie dekat dengan beberapa destinasi wisata seperti Kota Tua, Marina dan Pantai Padang.
“Wisatawan yang ingin pergi surfing ke Mentawai juga makin dekat mengakses kapal di Pelabuhan Muaro,” lanjut Ujang Rusen Permana.
Dipastikan, ada enam jam keberangkatan Kereta Minangkabau Ekspress dari Stasiun Pulo Aie menuju BIM tiap harinya dengan tarif sekali jalan sebesar Rp. 5.000,-. Dengan jadwal tersebut, diharapkan masyarakat dengan mudah dapat beraktivitas dengan baik tanpa terkendala waktu.
Sekedar informasi saja, Stasiun Pulau Aie sendiri dibangun secara bertahap pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Menurut beberapa catatan, stasiun ini dibangun sekitar 1890-an.
Jalur kereta Stasiun Pulo Aie merupakan jalur kereta api pertama di ranah Minang untuk sarana angkut batu bara dan penumpang penambang Ombilin di kota Sawahlunto (kota yang telah masuk situs warisan budaya dunia UNESCO). Pada 1977, pemerintah daerah sempat menonaktifkan Stasiun Pulo Aie.