Jika Sobat berkunjung ke area pantai utara Jawa, ada sebuah kota yang menyimpan jejak peradaban sebagai kota perdagangan Nusantara. Tepatnya berlokasi di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, kini Kota Lasem makin diperkaya dengan keberadaan Museum Islam Nusantara.
Selama ini Kota Lasem memang dikenal menyimpan kekayaan budaya, termasuk nilai religius Islam. Kehadiran Museum Islam Nusantara di Lasem memperkuat kesan itu. Menurut penggagas Museum Islam Nusantara Lasem Abdul Aziz, Kota Lasem merupakan tonggak penting sejarah dakwah Islam. Aziz menyebut, ada tiga periode dakwah yang tercatat dilakukan para tokoh di Lasem.
Seperti dikutip dari Detik.com, Aziz merincikan, pada abad ke-15 dahulu, sosok Sunan Bonang menjadi pemuka dakwah di Lasem. Seabad berikutnya, muncul Mbah Sambu atau Sayyid Abdurrahman meneruskan tradisi dakwah islami kepada masyarakat sekitar. Jauh setelah, lantas periode ketiga ditandai oleh peran para pendiri Nahdlatul Ulama pada abad ke-20.
Museum Islam Nusantara di Lasem diresmikan pada Sabtu lalu (16/9/2023) oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Lalu apa saja sih isi Museum Islam Nusantara? Yuk, simak 5 keunikan museum yang terletak di kompleks Masjid Jami’ Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, ini.
Akulturasi Arsitektur Bangunan
Museum ini menampilkan arsitektur atap khas Minangkabau. Di bagian lainnya, bangunan berlantai 3 ini pun memuat aksentuasi bangunan joglo. Paduan bentuk arsitektur ini bertalian dengan akulturasi budaya yang tersusun dari sejarah kehidupan masyarakat di Lasem. Selain menyerupai rumah gadang yang dipercantik dengan bentuk rumah adat Jawa, museum ini berdiri di dekat kawasan pecinan atau tempat tinggal warga keturunan Cina.
“Jadi ini merupakan hasil akulturasi karena terinspirasi dari tokoh ulama Lasem KH Ma’shum Lasem yang merupakan keturunan Sultan Minangkabau dan KH Baedlowi keturunan ningrat Jawa,” ujar Sandiaga Uno.
Museum Islam Nusantara Lasem menyuguhkan koleksi foto para ulama Nusantara lengkap dengan biografinya, seperti KH Ahmad Shiddiq hingga KH Abdurrohman Wahid atau Gus Dur. Ada pula Mbah Bisri atau KH. Bisri Mustofa. Mbah Bisri atau yang juga dijuluki singa podium ini merupakan ayahanda dari ulama kharismatik KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Memuat Koleksi Artefak Kuno
Seperti umumnya museum, di sini juga terdapat koleksi artefak kuno berupa perabot rumah tangga, antara lain tembikar, teko, dan beberapa manuskrip kuno aksara Arab yang diduga peninggalan Mbah Sambu.
Peralatan rumah tangga ini ditemukan di sekitar kompleks Masjid Jami’ yang dahulu merupakan rumah Mbah Sambu. Nggak cuma itu, Sob, artefak di museum ini juga mencakup pustaka kuno Masjid Jami’ Lasem.
Menurut penggagas Museum Islam Nusantara Lasem Abdul Aziz, Lasem merupakan tonggak penting sejarah dakwah Islam. Maka, koleksi artefak kuno juga memuat catatan penting dari perkembangan dakwah islami di Lasem.
“Museum ini berdiri di Lasem karena memang tonggaknya berada di Lasem, sejarah dakwah islam di negeri ini. Tempat yang paling bersejarah itu menurut kami ya Lasem,” ujar Aziz.
Alquran Super Jumbo
Hal unik dan menarik lain dari museum ini adalah alquran raksasa yang terbuat dari bahan lempengan kayu. Lempengan kayu itu memuat ukiran ayat-ayat alquran 23 juz. Abdul Aziz menerangkan, alquran super jumbo di dalam museum ini mulai dibuat pada 2018.
Aziz menuturkan, alasan pihaknya membuat alquran berukuran super jumbo untuk menjadi penanda bahwa di Lasem dahulunya melahirkan ulama-ulama besar yang ahli alquran.
“Motivasinya karena Lasem dulu juga menjadi referensi keilmuan alquran. Ulama-ulama sepuh yang ada di Lasem yang terlibat dalam pendirian NU, ada Mbah Maksum, Mbah Baidlowi, dan Kholil Rosid. Ini sebagai simbol penanda,” pungkas Aziz.
Sebagian dari alquran super jumbo, yaitu sebanyak 15 juz, dikerjakan secara manual atau diukir menggunakan tangan. Perajin ukiran yang mengerjakan berasal dari Solo, Jawa Tengah. Bahannya terbuat dari kayu jati tempat penimbunan kayu di Rembang dan Bojonegoro dengan ketebalan 3 centimeter, panjang 120 cm, dan lebar 80 cm.
“Kemudian diteruskan mesin untuk mengejar target. Dan sekarang sudah berhasil membuat 23 juz, masih 7 juz,” ungkap Aziz seperti dilansir Detik.com.
Sobat yang ingin berwisata ke Lasem, jangan lupa sempatkan mampir, ya! Lumayan kan, berlibur sekaligus mengenal kekayaan tradisi Nusantara.