Indonesia memang memiliki ragam bahasa. Namun bagaimana jika terdapat berbagai bahasa daerah satu wilayah?
Hal ini terjadi pada salah satu daerah di Indonesia, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Apabila di total dalam satu wilayah terdapat 14 bahasa daerah yang berbeda-beda. Berikut ini keempatbelas bahasa daerah di Sulteng, di antaranya
1. Bahasa Bajo
Bahasa Bajo ini merupakan bahasa yang paling digunakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, tepatnya pada Desa Terapung, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, dan masyarakt Desa Santri, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa Bajo merupakan sebuah bahasa dengan persentase sekitar 81-90% paling banyak dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah yang lain.
2. Bahasa Muna
Bahasa Muna merupakan bahasa yang seringkali digunakan oleh masyaraakt di Pulau Muna dan pantai barat Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Menurut Burhanuddin (1979) bahasa Muna memiliki lima dialek, antara lain dialek Wuna (dengan tiga subdialek: Wuna, Bombonawulu, dan Mawangsaka), dialek Gu (Lakudo), dialek Katobengke, dialek Kadatua, dan dialek Siompu.
3. Bahasa Kulisusu
Tahukah kamu bahwa bahasa Kulisusu memiliki empat dialek, yaitu dialek Kambowa, dialek Taloki, dialek Wawonii, dan dialek Ereke. Bahasa yang satu ini biasanya paling banyak disebutkan di beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Apabila ditotal terdapat enam wilayah yang memakai bahasa Kulisusu, diantaranya Desa Korolabu, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara; Desa Bubu, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara; Desa Kioko, Kabupaten Buton Utara; Desa Maligano, Kecamatan Maligano, Kabupaten Muna
Lalu selanjutnya bahasa Kulisusu terdapat di daerah Desa Lawey, Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan, dan terakhir Desa Noko, Kecamatan Wawonii Timur Laut, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
4. Bahasa Lasalimu-Kamaru
Di Sulawesi Tenggara, bahasa Lasalimu-Kamaru sering diucapkan oleh masyarakat di Desa Lisalimum Kecamatan Lasalimu Selatan dan Kelurahan Kamru, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton.
Uniknya, bahasa Lasalimu-Kamaru hanya memiliki dua dialek, yakni dialek Lasalimu, dan dialek Kamaru.
5. Bahasa Cia-cia
Mayoritas masyarakat yang berada di desa Lapandewa, Kecamatan Kulisusu Barat, Kabupaten Buton Utara; Desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, dan Desa Kumbewaha, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton; Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan; Kelurahan Gonda Baru, Kecamatan Sarowolio, Kabupaten Kota Bau-Bau biasanya menggunakan bahasa Cia-cia dalam kesehariannya.
Perlu kamu ketahui, dalam setiap wilayah ini terdiri dari lima dialek bahasa Cia-cia. Mulai dari dialek Lapandewa, dialek Kancinaa, Dialek Masiri, dialek Gonda baru dan dialek Kumbewaha.
6. Bahasa Sasak
Biasanya bahasa Sasak akan banyak diucapkan oleh masyarakat Lombok. Namun, ternyata di daerah Sulawesi Tenggara juga terdapat beberapa kabupaten daerah transmigran dengan menggunakan bahasa tersebut. Mulai dari Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Kolaka.
7. Bahasa Tolaki
Berdasarkan pernyataan dari penduduk setempat, bahasa Tolaki cukup banyak berdampingan dengan bahasa daerah lain seperti bahasa Sunda, Culambacu, dan bahasa Bugis.
Meskipun bahasa Tolaki saling berdampingan dengan bahasa daerah lain, bahasa tersebut memiliki enam dialek berbeda, di antaranya dialek Mekongga, dialek Rahambuu, dialek Kodeoha, dialek Konawe, dialek Laromerui, dan dialek Waru.
8. Bahasa Culambacu
Bahasa Culambacu disebut juga dengan Tulambatu. Salah satu bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara ini mempunya tiga dialek berbeda, dari dialek Lamonae, dialek Torete, dan terakhir dialek Landawe.
Sementara itu, penduduk di Kelurahan Lamonae, Kecamatan Wiwirano dan Desa Landawe, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara; Desa Waworaha, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan paling banyak menggunakan bahasa Culambacu.
9. Bahasa Wolio
Penggunaan bahasa Wolio ini biasanya penduduk yang menetap di Kabupaten Kota Bau-Bau, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Khusus untuk di Kabupaten Buton bahasa Wolio berdampingan dengan bahasa Cia-cia.
Perbedaan bahasa Wolio dengan bahasa daerah lainya di Sulawesi Tenggara adalah dialek dari bahasa tersebut lebih banyak. Apabila ditotal terdapat tujuh dialek yang berasal dari bahasa Wolio, yaitu dialek Wolio Keraton, dialek Liabuku, dialek Busoa, dialek Kaimbulawa, dialek Waruruma, dialek Pasawajo, dan dialek Sorawolio.
10. Bahasa Bali
Siapa sangka bahasa daerah dari Sulawesi Tenggara salah satunya ialah bahasa Bali. Bahasa ini biasanya kerap digunakan pada penduduk di Desa Telutu Jawa, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan. Tidak hanya itu, bahasa Bali juga ditemukan di Kabupaten Kolaka, Buton dan Muna.
11. Bahasa Pulo
Bahasa Pulo disebut juga dengan bahasa Wakatobi. Daerah yang menggunakan bahasa tersebut biasanya penduduk di Desa Kapota, Kecamatan Wangi Wangi Selatan; Desa Sandi (Jamarakka, Kecamatan Kaledupa Selatan; Kelurahan Taipabu, Kecamatan Binongko, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Selatan.
12. Bahasa Sunda
Jangan salah, bahasa Sunda juga terdapat di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Bahasa asal Jawa barat ini biasanya digunakan untuk penduduk di Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Kolaka.
13. Bahasa Jawa
Tidak cukup sampai di sana, adapun bahasa Jawa di Sulawesi Tenggara ini biasanya berasal dari dari daerah transmigran seperti di Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Bombana.
14. Bahasa Morunene
Bahasa Morunene disebut juga dengan bahasa Moronene. Mayoritas penduduk di sekitar Pulau Kabaena menggunakan bahasa tersebut. Adapun dialek Wumbubangka, dialek Lora, dan dialek Rahantari merupakan dialek yang digunakan oleh masyarakat pengguna bahasa Morunene.