3 hari setelah bom Nagasaki dijatuhkan oleh sekutu, Jepang semakin terdesak. Indonesia yang saat ini masih berada di bawah kekuasaan Jepang mulai melihat titik terang kemerdekaan, terlebih saat Soekarno, Hatta serta Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI bertandang ke Vietnam untuk bertemu Jenderal Terauchi pada 12 Agustus 1945.
Apa yang mereka lakukan di Vietnam dan siapakah Jenderal Terauchi yang memanggil ketiga tokoh penting Indonesia jelang kemerdekaan tersebut? Dengan Semangat ‘45 mari kita belajar sejarahnya, yuk, Sobat!
Siapakah Jenderal Terauchi?
Jenderal Terauchi atau yang bernama Hisaichi Terauchi ialah Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Panglima Grup Angkatan Darat Expedisi Selatan pada masa Perang Dunia II.
Saat itu, wilayah kekuasaanya tak hanya meliputi Asia Timur wilayah Indocina, Terauchi juga menjadi Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara saat dipromosikan ke pangkat Marsekal Lapangan (Gensui) pada tahun 1941.
Jelang Kemerdekaan Indonesia, Terauchi ternyata berada di Saigon (sekarang kota Ho Chi Minh), Vietnam usai Sekutu mengalahkan Jepang di salah satu wilayah kekuasaannya yaitu Filipina. Lalu setelah mendengar Burma (yang sekarang adalah Myanmar) jatuh ke tangan sekutu, ia menderita stroke.
Janji Kemerdekaan Indonesia dari Jepang
Sesungguhnya, Terauchi telah menyadari bahwa kekalahan Jepang sudah di depan mata. Dirinya kemudian memanggil Soekarno, Hatta dan mantan ketua BPUPKI saat itu yaitu Radjiman Wedyodiningrat untuk menemuinya di Saigon, Vietnam.
Perjalanan ketiga tokoh nasional tersebut sempat terhalang banjir di Saigon (tempat awal pertemuan). Akhirnya pesawat mereka terpaksa terpaksa mendarat darurat di lapangan udara kecil, Rontan. Hingga akhirnya melanjutkan perjalanan ke Dalat, kota sejuk di dataran tinggi Langbian, jaraknya sekitar 300 kilometer ke arah timur laut Saigon.
Pemanggilan ketiga tokoh nasional rupanya itu untuk memberitahukan beberapa hal yaitu pemberian izin pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan nama baru dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang telah dibubarkan pada 7 Agustus 1945.
Di pertemuan tanggal 12 Agustus 1945 itulah Soekarno juga resmi diangkat menjadi ketua PPKI oleh pimpinan tertinggi Jepang di Asia Tenggara.
Nggak hanya itu saja, di pertemuan yang sama, Jenderal Marsekal Terauchi, memberi tahu kepada tiga perwakilan Indonesia yang datang bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI. Tanggal 24 Agustus 1945 dijanjikan sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia dari Jepang. Kabar ini menumbuhkan harapan dan semangat perjuangan para pemimpin Indonesia.
Yang Tak Terduga
Namun, dua hari setelahnya yakni 14 Agustus 1945 saat ketiga tokoh nasional itu kembali mendarat di Indonesia, radio British Broadcasting Corporation (BBC) baru menyiarkan bahwa Jepang secara resmi telah menyerah kepada Sekutu.
Berita inilah yang kemudian didengar oleh para para golongan muda, di antaranya Sutan Sjahrir, Wikana, dan Darwis yang kemudian memprakarsai cikal bakal peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 untuk mendesak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia keesokan harinya, 17 Agustus 1945.