Pertumbuhan industri dalam negeri memiliki beragam sektor yang dapat diunggulkan di pasaran luar negeri. Selain industri migas, sektor nonmigas pun punya keistimewaan yang menarik minat calon konsumen. Pekan ini, produsen bahan utama industri makanan dan minuman yang diwakili 11 pelaku usaha kopi Indonesia akan harumkan pameran kopi specialty internasional.
Didukung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), partisipasi 11 pelaku usaha kopi Indonesia bertujuan memperkenalkan dan memperluas pasar kopi specialty Tanah Air. Bertajuk World of Coffee (WoC) Athens 2023, ajang pameran ini digelar di Athens Metropolitan Expo, Athena, Yunani, 22–24 Juni 2023.
Sebagai ekshibisi internasional kopi specialty terbesar di Eropa, WoC jadi peluang emas bagi produsen kopi dalam negeri untuk menjangkau penggemar kopi mancanegara. Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi, kesiapan pelaku usaha kopi Indonesia sudah memadai untuk dipromosikan, khususnya di kawasan Eropa.
“Kementerian Perdagangan berkomitmen terus memperluas pasar produk nonmigas, salah satunya produk kopi Indonesia sebagai produk primadona karena memiliki cita rasa yang unik dan autentik,” ucap Didi, melansir Kontan.
Ajang WoC diinisiasi oleh asosiasi kopi specialty atau Specialty Coffee Association (SCA) dan dilaksanakan rutin setiap tahun di negara yang berbeda. Tahun ini, partisipan Indonesia diwakili oleh 11 pelaku usaha kopi. Berikut ini daftar 11 pelaku usaha kopi terpilih yang berasal dari seluruh Indonesia.
- PT Sabani Internasional
- PT Ihtiyeri Keti Ara
- CV Java Halu
- PT Bima Tikhe Berkat
- PT Meukat Komuditi Gayo
- Koperasi Produsen Arinagata
- PT Iceh Agro Indonesia
- PT Commodities Source Indonesia
- KBQ Baburrayan Cooperative
- Koperasi Koerintji Barokah Bersama
- Ramdan Uma Coffee
Ayo, Gayo!
Pada pameran WcO 2023, paviliun Indonesia menghadirkan tema Toraja dengan menempati area seluas 108 meter persegi. Pengunjung juga berkesempatan icip kopi (coffee cupping) yang diadakan dua kali sehari. Ada juga penyajian kopi (coffee serving) dari peserta pameran kepada pengunjung.
Dilihat dari daftar nama pelaku usaha kopi specialty Indonesia yang berpartisipasi pada pameran ini, jelaslah mereka mewakili tema Gayo. Dua di antaranya, yaitu PT. Meukat Komuditi Gayo dan Koperasi Produsen Arinagata merupakan peserta program pembinaan ekspor proyek TPSA (Trade and Private Sector Assistance).
Sejak beberapa tahun lalu, kedua pelaku usaha kopi Indonesia asal Aceh itu mengikuti proyek TPSA yang melibatkan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Kanada. Dengan sejumlah kegiatan yang diikuti dalam proyek ini, mereka secara komprehensif dibina sebagai calon eksportir kopi gayo di Takengon, Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Kesempatan Indonesia ikut serta dalam WoC 2023 merupakan buah kolaborasi Kemendag dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Budapest, ITPC Milan, dan Bank Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2018–2022 tren ekspor kopi ke dunia mengalami peningkatan sebesar 6,79 persen per tahun. Pada 2022, ekspor produk kopi Indonesia ke dunia tercatat sebesar 1,14 miliar dolar AS, naik 34 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara pada periode Januari–April 2023, nilai ekspor produk kopi Indonesia ke dunia tercatat sebesar 236 juta dolar AS.
Dalam lingkup lebih kecil, pada periode tersebut ekspor produk kopi Indonesia ke Yunani tercatat sebesar 824 ribu dolar AS. Pada 2022, nilai ekspor produk ini ke Yunani sebesar 5,7 juta dolar AS, naik 48,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata, pada periode 2018–2022, tren ekspor produk kopi Indonesia ke Yunani meningkat sebesar 17,17 persen per tahun.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, Merry Maryati, mengatakan, kopi Indonesia memiliki cita rasa unik sesuai dengan daerah tempat kopi tersebut berasal.
Keunikan dan keautentikan produk kopi setiap daerah bisa diukur melalui sistem Indikasi Geografis (IG). Saat ini, Indonesia memiliki 31 kopi dengan IG terdaftar.
“Keunikan cita rasa kopi yang dapat ditelusuri melalui sistem IG menjadi salah satu alat yang bisa digunakan sebagai branding untuk bersaing di pasar global, terutama pasar Eropa yang sudah mengenal dan menggunakan sistem IG terhadap produk-produk lokalnya,” tutur Merry.